Airlangga: RI–AS Sepakat Lanjutkan Negosiasi Tarif Resiprokal

Airlangga: RI–AS Sepakat Lanjutkan Negosiasi Tarif Resiprokal
Airlangga melobi pemerintah AS terkait tarif resiprokal yang ditetapkan Presiden Donald Trump untuk Indonesia. (Instagram: @airlanggahartarto_official))

INFORMASI.COM, Jakarta — Indonesia dan Amerika Serikat sepakat melanjutkan perundingan tarif dalam tiga minggu ke depan, menyusul rencana pengenaan tarif 32% oleh pemerintahan Donald Trump terhadap barang dari Indonesia per 7 Juli 2025.

Apa yang terjadi

  • Menko Perekonomian Airlangga Hartarto bertemu langsung dengan Menteri Perdagangan AS Howard Lutnick dan Kepala USTR Jamieson Greer di Washington D.C.
  • Delegasi Indonesia menjadi salah satu negara pertama yang diterima AS setelah pengumuman gelombang tarif baru Presiden Trump.

Komitmen dua arah

Kita sudah memiliki pemahaman yang sama… dan akan terus menuntaskan negosiasi dengan prinsip saling menguntungkan.

— Airlangga Hartarto, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian RI, melalui keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Kamis (10/7/2025).

  • Airlangga menyebut pertemuan ini sebagai langkah penting memperkuat hubungan dagang RI–AS di tengah tensi tarif global.
  • Kedua pihak sepakat menjaga stabilitas hubungan perdagangan dan mempercepat perundingan dalam waktu dekat.

Apa yang dibahas

Negosiasi mencakup berbagai isu strategis:

  • Tarif dan hambatan non-tarif;
  • Ekonomi digital & keamanan ekonomi;
  • Investasi dan kerja sama komersial;
  • Mineral kritis seperti nikel, tembaga, dan kobalt.

AS menunjukkan ketertarikan yang kuat pada kerja sama pengolahan mineral kritis. Ini momentum yang harus kita optimalkan.

— Airlangga.

Siapa saja yang terlibat?

Delegasi RI dipimpin oleh Airlangga, didampingi:

  • Susiwijono, Sekretaris Kemenko Perekonomian;
  • Edi Prio Pambudi, Deputi Investasi & Kerja Sama Ekonomi;
  • Ali Murtopo, Deputi Ekonomi Digital;
  • Irwan Sinaga, Asisten Deputi Kerja Sama Ekonomi Bilateral.

Kenapa ini penting

  • AS adalah mitra dagang utama RI, dengan nilai perdagangan bilateral mencapai lebih dari USD 40 miliar per tahun.
  • Jika kesepakatan tarif tercapai, Indonesia bisa terhindar dari potensi kerugian besar akibat tarif tinggi dan menjaga momentum ekspor nonmigas.
  • Perundingan ini jadi ujian awal bagi diplomasi dagang RI di tengah eskalasi perang tarif global yang dipicu kebijakan ekonomi Trump.

(ANT)

BAGIKAN
Anda harus login untuk memberikan komentar.