Dividen BUMN Dikelola Danantara dan PPN 12% Batal, Defisit APBN Semester 1 Melebar

Dividen BUMN Dikelola Danantara dan PPN 12% Batal, Defisit APBN Semester 1 Melebar
Foto Sri Mulyani saat Rapat Kerja dengan Komisi XI DPR, Rabu (13/11/2024) (sumber: IG @smindrawati)

INFORMASI, Jakarta - Menteri Keuangan Sri Mulyani melaporkan bahwa defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) pada semester 1 2025 mencapai Rp204,2 triliun, lebih besar dibandingkan semester 1 tahun 2024.

Penyebab Defisit Melebar?

Sri Mulyani menyampaikan bahwa ada beberapa faktor penyebab melebarnya defisit APBN pada semester 1 2025.

Dari sisi pendapatan negara, pemerintah kehilangan potensi pendapatan sekitar Rp150 triliun dari dividen BUMN yang kini dikelola oleh Danantara dan batalnya penerapan PPN 12% yang hanya berlaku untuk barang mewah.

PPN 12% yang batal diberlakukan atau hanya diberlakukan pada barang mewah menyebabkan kita kehilangan target pendapatan sebesar Rp71 triliun di tahun 2025 ini. Juga dividen BUMN yang kini dipegang Danantara itu sekitar Rp80 triliun.

— Menteri Keuangan Sri Mulyani, dalam Rapat Kerja Badan Anggaran DPR bersama Menkeu dan Gubernur BI, Selasa 1/7/2025.

Penyebab Lainnya dari Sisi Pendapatan Negara:

Sri Mulyani melaporkan bahwa ada penyesuaian pada pendapatan negara karena harga komoditas yang sempat meroket pada 2022 dan 2023, seperti harga batu bara yang sempat menembus level USD300 per ton, namun mulai melandai pada tahun ini. Kemudian dari sisi pendapatan pajak juga sempat mengalami kontraksi yang cukup dalam pada kuartal I tahun ini, terutama pada periode Januari hingga Februari. 

Kinerja pendapatan pajak yang terkontraksi ini sempat menimbulkan pemikiran bahwa APBN tidak baik-baik saja. Kita berharap semester II bisa recover. Namun tahun ini APBN didesain untuk defisit 2,53% dari PDB.

— Sri Mulyani.

Dari sisi Belanja:

Dari sisi belanja, pemerintah mengeluarkan beberapa stimulus pada semester I.

Stimulus tahap 1 diberikan pada kuartal I senilai Rp33 triliun untuk kelompok rumah tangga, di antaranya:

  • Diskon tarif listrik 50% selama dua bulan pada awal tahun 2025 dengan anggaran Rp10 triliun.
  • PPN ditanggung pemerintah untuk pembelian rumah periode Juli-Desember 2025 Rp4,4 triliun.

Stimulus tahap 2 yang diluncurkan pada kuartal II sebesar Rp24,4 triliun, di antaranya:

  • Bantuan subsidi upah sebesar Rp300 ribu kepada 17,3 juta pekerja dan guru sebesar Rp10,7 triliun.
  • Penebalan bantuan sosial Rp11,93 triliun.
  • Diskon angkutan umum untuk tiket pesawat, tiket kereta api.

Zoom Out:

Kementerian Keuangan memproyeksikan pertumbuhan ekonomi 2025 pada kisaran 4,7-5,0%. Pemerintah akan terus mendorong program-program unggulan yang memiliki efek pengganda besar seperti FLPP perumahan, koperasi merah putih, sekolah rakyat yang akan mulai berjalan pada semester 2 tahun ini.

Inflasi diperkirakan terjaga rendah di kisaran 2,2-2,6%, sedikit lebih tinggi dibandingkan semester I, untuk menjaga daya beli masyarakat dan menjaga momentum investasi dan ekspor, utamanya investasi pada hilirisasi.

BAGIKAN

Popular

DATA
UPDATES