Angga Dwimas Sasongko Garap Film Perang Jawa, Bakal Epik?

Angga Dwimas Sasongko Garap Film Perang Jawa, Bakal Epik?
Sutradara Angga Dwimas Sasongko saat konferensi pers di kawasan Senayan, Jakarta, Senin. ANTARA/Abdu Faisal

INFORMASI.COM, Jakarta - Visinema Pictures resmi mengumumkan proyek film sejarah bertajuk Perang Jawa karya sutradara Angga Dwimas Sasongko, yang akan mengangkat peristiwa lima tahun Perang Jawa (1825–1830), bukan kisah hidup Pangeran Diponegoro.

Ini bukan film biopik tapi tentang satu peristiwa besar dan ada satu tokoh besar di dalamnya serta apa yang dilakukan.

— Angga Dwimas Sasongko, sutradara, saat ditemui di kawasan Senayan, Jakarta, Senin (21/7/2025).

Mengapa dibuat

  • Film ini hadir bertepatan dengan peringatan 200 tahun Perang Jawa, yang dikenal sebagai salah satu pemberontakan terbesar terhadap kolonialisme Belanda.
  • Pangeran Diponegoro, tokoh sentral dalam perang ini, menjadi simbol perjuangan anti-penjajahan dan identitas kebangsaan.
  • Angga menyebut minimnya film sejenis di Indonesia sejak Tjoet Nja' Dhien (1988) menjadi pendorong utama produksi ini.

Kami ingin menjadikan Cut Nyak Dien inspirasi untuk bisa membuat sebuah film yang enggak hanya sekadar bicara soal skala... tapi bagaimana sebuah film seperti punya dia bisa punya 'impact' dan inspirasi yang melampaui zaman dan masanya.

— Angga Dwimas Sasongko, sutradara, saat ditemui di kawasan Senayan, Jakarta, Senin (21/7/2025).

Detail produksi

  • Perang Jawa memasuki tahap pra-produksi, dengan riset sejarah intensif yang melibatkan sejarawan Peter Carey sebagai mentor.
  • Peter Carey telah meneliti Babad Diponegoro selama lebih dari 40 tahun.
  • Film ini dikembangkan bersama Gita Wirjawan.
  • Film ini akan menjadi film epik perang berskala besar.

Dengan mentor dari Peter Carey, perjuangan di masa Pangeran Diponegoro ingin kami buat melampaui batas Indonesia, bahkan Asia Tenggara.

— Angga Dwimas Sasongko, sutradara, saat ditemui di kawasan Senayan, Jakarta, Senin (21/7/2025).

Motivasi

  • Keberhasilan film-film seperti Jumbo dan Sore: Istri dari Masa Depan memperlihatkan penonton Indonesia siap menyambut sinema berkualitas tinggi.
  • Ia ingin menciptakan film yang bukan hanya menghibur, tetapi juga berdampak lintas zaman.
  • Ia menekankan pentingnya proyek yang berangkat dari passion, bukan sekadar proyek komersial cepat jadi.

Ini adalah momentum yang tepat di mana membuat film yang datang dari passion kami... dan waktu yang cukup untuk hasil yang terbaik.

— Angga Dwimas Sasongko, sutradara.

Latar sejarah Perang Jawa

  • Terjadi pada 1825–1830, Perang Jawa merupakan perlawanan besar kaum pribumi terhadap pemerintahan kolonial Belanda.
  • Pangeran Diponegoro menggunakan taktik gerilya di pegunungan dan hutan untuk menahan laju militer kolonial.
  • Diponegoro didukung tokoh seperti Kyai Mojo, Sentot Prawirodirdjo, dan Kerto Pengalasan.

(ANT)




BAGIKAN
Anda harus login untuk memberikan komentar.