5 Rekomendasi Destinasi Wisata Sejarah yang Bisa Kamu Kunjungi Tahun Ini

INFORMASI.COM, Jakarta – Indonesia menawarkan berbagai destinasi wisata sejarah yang memukau. Salah satunya adalah tempat-tempat peninggalan bersejarah.
Selain bisa melepas penat, kamu juga bisa belajar sekaligus mengenali kekayaan dan perjalanan budaya bangsa dari wisata sejarah.
Berikut ini adalah 5 rekomendasi destinasi wisata sejarah yang bisa kamu kunjungi pada 2025, menurut penelusuran Informasi.com dari berbagai sumber, Sabtu (4/1/2025).
Kota Tua (Jakarta, Daerah Istimewa Jakarta)
Kawasan Kota Tua Jakarta menjadi destinasi favorit bagi pencinta sejarah. Dikenal sebagai "Batavia Lama," kawasan ini dipenuhi bangunan bergaya kolonial Belanda, seperti Museum Fatahillah dan Pelabuhan Sunda Kelapa yang menjadi saksi perkembangan perdagangan Nusantara pada masa lampau.
Candi Borobudur (Magelang, Jawa Tengah)
Candi Borobudur adalah monumen Buddha terbesar di dunia. Terletak di Magelang, Jawa Tengah, kompleks candi ini menawarkan arsitektur megah dengan relief yang menceritakan ajaran Buddha dan kehidupan masyarakat Jawa kuno.
Borobudur juga menjadi salah satu warisan budaya dunia yang telah diakui UNESCO.
Keraton Yogyakarta (Daerah Istimewa Yogyakarta)
Sebagai istana resmi Kesultanan Yogyakarta, Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat adalah pusat kebudayaan Jawa. Wisatawan dapat melihat koleksi artefak kerajaan, menyaksikan pertunjukan seni tradisional, dan mempelajari sejarah panjang Kesultanan Yogyakarta.
Benteng Rotterdam (Makassar, Sulawesi Selatan)
Benteng Rotterdam adalah peninggalan kolonial Belanda di Sulawesi Selatan. Selain menyimpan sejarah kolonial, di dalamnya terdapat Museum La Galigo yang menyimpan koleksi artefak dan naskah kuno dari budaya Bugis-Makassar.
Istana Maimun (Medan, Sumatra Utara)
Istana Maimun, ikon kota Medan, adalah peninggalan Kesultanan Deli. Istana ini memadukan gaya arsitektur Melayu, India, dan Eropa, menciptakan bangunan yang unik dan megah. Pengunjung juga dapat melihat berbagai koleksi sejarah Kesultanan Deli di sini.
(Penulis: Daffa Prasetia)
Komentar (0)
Login to comment on this news