Nepal Diterjang Banjir dan Tanah Longsor, 112 Orang Meninggal

Nepal Diterjang Banjir dan Tanah Longsor, 112 Orang Meninggal

INFORMASI.COM, Jakarta - Sedikitnya 112 orang tewas dan 68 orang hilang akibat banjir dahsyat di Nepal. Air meluap setelah Nepal diguyur hujan sejak Jumat hingga Minggu (29/9/2024) pagi.

Tak hanya banjir, fenomena tanah longsor juga terjadi dan mengganggu akses jalan di seluruh negeri. Selain itu, ribuan penumpang terjebak di berbagai lokasi akibat gangguan jalan.

Akses menuju dan dari Ibu Kota Kathmandu masih terputus karena jalan raya utama keluar kota terhalang oleh tanah longsor. Tiga jalan raya, termasuk jalan raya utama Prithvi yang menghubungkan Kathmandu dengan seluruh negeri terhalang oleh tanah longsor.

Tanah longsor itu juga membuat ratusan rumah dan jembatan terkubur. Tak ayal ratusan keluarga mengungsi, menurut laporan surat kabar tersebut.

Petugas penyelamat menemukan 14 jenazah semalam dari dua bus yang menuju Kathmandu yang terkubur tanah longsor di jalan raya dekat ibu kota. Setidaknya satu bus dan kendaraan lain masih terkubur di tempat yang sama, dan para pekerja menggali bebatuan dan lumpur untuk mencoba menemukan orang.

Sebuah bisa tertimpa material longsor dan membuat akses jalan terputus usai Nepal dilanda hujan deras sejak Jumat hingga Minggu (29/9/2024) hingga berubah bencana alam. Foto: Kathmandu Post Sebuah bisa tertimpa material longsor dan membuat akses jalan terputus usai Nepal dilanda hujan deras sejak Jumat hingga Minggu (29/9/2024) hingga berubah bencana alam. Foto: Kathmandu Post

Pada Sabtu malam saja, Kementerian Dalam Negeri setempat sudah mengonfirmasi 99 kematian, 68 orang hilang, dan 100 orang terluka. Polisi memperingatkan bahwa jumlah korban tewas diperkirakan akan meningkat seiring laporan yang masuk dari desa-desa di seluruh negeri.

Pihak berwenang terus melakukan operasi pencarian dan penyelamatan, dengan melibatkan lebih dari 20.000 petugas keamanan di seluruh negeri. Pemerintah Nepal menyatakan kemungkinan masih ada korban lain di wilayah yang terkena bencana.

Hujan Terderas sejak 54 Tahun

Menurut laporan The Kathmandu Post, hujan yang terjadi kali ini menjadi yang terderas dalam 54 tahun terakhir. Pada Sabtu (28/9), Departemen Hidrologi dan Meteorologi negara tersebut melaporkan bahwa Lembah Kathmandu menerima 240 milimeter hujan dalam 24 jam. Angka itu merupakan curah hujan tertinggi yang tercatat di ibu kota sejak tahun 1970.

Minggu lalu, pemerintah Nepal sebetulnya sudah mengeluarkan peringatan banjir di seluruh wilayah kaki pegunungan Himalaya itu. Mereka bahkan sudah memperingatkan akan adanya hujan lebat. Bus dilarang beroperasi di malam hari di jalan raya, dan masyarakat dilarang mengendarai mobil.

Menurut badan meteorologi Nepal hujan lebat tersebut terjadi akibat sistem tekanan rendah di Teluk Benggala yang meluas hingga ke wilayah tetangga India yang dekat dengan Nepal.

iLlmuwan di Pusat Internasional untuk Pembangunan Pegunungan Terpadu (ICIMOD) mengatakan pembangunan yang serampangan di Nepal memperbesar risiko hujan deras yang terjadi, terutama jika itu disebabkan perubahan iklim.

"Saya belum pernah melihat banjir sebesar ini di Kathmandu," kata Arun Bhakta Shrestha, pejabat ICIMOD, kepada Reuters via Indianexpress.

Warga memakai perahu darurat dari ban untuk mengungsi ke tempat lebih aman usai banjir dan tanah longsor melanda Nepal akibat hujan deras sejak Jumat hingga Minggu (29/9/2024) pagi. Foto: PTI Warga memakai perahu darurat dari ban untuk mengungsi ke tempat lebih aman usai banjir dan tanah longsor melanda Nepal akibat hujan deras sejak Jumat hingga Minggu (29/9/2024) pagi. Foto: PTI

Banjir dan tanah longsor terjadi lantaran drainase di Nepal amat buruk. Hal itu diperparah dengan pembangunan permukiman yang tidak direncanakan, urbanisasi tak terkontrol, pembangunan di dataran banjir, kurangnya area untuk menahan air, dan perambahan di sungai Bagmati.

Lembaga tersebut juga mendesak pemerintah dan perencana kota untuk segera meningkatkan investasi infrastruktur, seperti sistem pembuangan air hujan dan pembuangan limbah bawah tanah. (IndianExpress/Kathmandu Post/ANT)

BAGIKAN

Popular

DATA
UPDATES