Kasus Epstein Jadi Batu Sandungan Baru Bagi Trump

Kasus Epstein Jadi Batu Sandungan Baru Bagi Trump
Presiden AS Donald Trump berusaha meredam dampak politik dari kontroversi dokumen Epstein yang gagal dirilis oleh pemerintahannya. (Foto: The White House)

INFORMASI.COM, Jakarta - Presiden AS Donald Trump tengah berupaya mengendalikan dinamika politik yang muncul akibat kontroversi seputar dokumen Jeffrey Epstein, miliarder yang pernah didakwa dalam kasus perdagangan seks dan meninggal di penjara pada 2019.

Apa yang Terjadi?

  • Pada Rabu (16/7/2025), beberapa media memberitakan ketegangan meningkat setelah Gedung Putih membatalkan rencana merilis dokumen kasus yang sebelumnya disebut akan memuat informasi penting terkait daftar klien Epstein.
  • Pembatalan rilis dokumen ini memicu respons beragam dari para pendukung dan pengamat politik.
  • Departemen Kehakiman dan FBI pekan lalu menyatakan tidak ada "daftar klien" Epstein yang dapat dirilis, serta menegaskan Epstein bunuh diri pada 2019.
  • Pernyataan ini memicu kemarahan di kalangan pendukung garis keras Trump, termasuk tokoh-tokoh MAGA dan penganut teori konspirasi QAnon.
  • Jaksa Agung Pam Bondi yang sebelumnya menggembar-gemborkan dokumen "membongkar elite pedofil" kini balik badan, menyebut ucapannya disalahartikan.
  • Beberapa figur MAGA seperti Charlie Kirk akhirnya berhenti membahas isu ini setelah ditelepon langsung oleh Trump. Tapi tokoh lain seperti Steve Bannon, Laura Loomer, dan Mike Johnson justru menuntut pengungkapan penuh.

Mengapa Ini Penting?

  • Selama bertahun-tahun, Trump memanfaatkan teori konspirasi untuk memperkuat dukungan. Kini, dia kesulitan menghentikan efek bola salju yang dia ciptakan sendiri.
  • Perseteruan internal antara Bondi dan Wakil Direktur FBI Dan Bongino mengungkapkan ketegangan di tubuh pemerintahan Trump. Beberapa pengamat menyebut ini bisa menggerus hingga 10 persen basis pemilih MAGA.
  • Kritikus menyebut isu Epstein bisa menjadi “bom waktu” bagi elektabilitas Trump menjelang pemilu sela. Lawan politik dari Partai Demokrat pun ikut memanaskan isu ini untuk menekan Partai Republik.
  • Ketika tokoh MAGA dipaksa “percaya pada pemerintah” soal Epstein, banyak yang merasa dikhianati. Apalagi, selama ini Trump menjanjikan akan “mengungkap kebenaran” soal elite predator.

Apa Kata Trump?

  • Presiden Trump menanggapi kontroversi Epstein dengan nada meremehkan dan mencoba mengalihkan perhatian publik dari isu tersebut.
  • Kepada media, Rabu (16/7/2025), ia menyebut kasus Epstein “sudah selesai” dan “tidak menarik”, meskipun banyak pendukungnya masih menuntut transparansi.
  • Trump membandingkan kasus ini dengan penyelidikan “Russiagate” dan dokumen Steele, yang ia klaim sebagai “tipuan politik”.
  • Ia juga menyatakan bahwa “informasi kredibel sudah diberikan” dan tidak ada hal baru yang perlu dibahas lebih lanjut.
  • Trump menuduh media dan pihak-pihak tertentu sebagai aktor di balik terus bergulirnya isu Epstein.

Saya tidak mengerti mengapa orang tertarik. Dia (Epstein) sudah lama meninggal dan ini isu yang membosankan. Saya rasa hanya orang-orang jahat dan media palsu yang ingin memperpanjang ini.

— Presiden Amerika Serikat, Donald Trump

Apa Dampaknya?

  • Penolakan Trump atas desakan transparansi membuat sebagian pendukungnya merasa ditinggalkan.
  • Pejabat tinggi seperti Bongino disebut mempertimbangkan mundur. Perseteruan internal ini disebut pengamat sebagai tanda bahwa perhatian pemerintah tersita pada isu yang tidak berdasar.
  • Trump justru menyalahkan tokoh Demokrat seperti Obama dan Hillary Clinton atas “dokumen Epstein palsu”, memperkeruh suasana tanpa bukti jelas.
  • Demokrat menuduh Gedung Putih menyembunyikan informasi. Mereka menyasar anggota Kongres Republik yang pernah menuntut dokumen Epstein tapi kini bungkam.

Siapa Jeffrey Epstein?

  • Jeffrey Epstein adalah miliarder asal New York yang dikenal memiliki hubungan dekat dengan sejumlah tokoh elite dunia, termasuk politisi dan selebritas.
  • Ia pernah dihukum pada 2008 atas kasus pelecehan seksual terhadap anak di bawah umur, namun hanya menjalani hukuman ringan berkat kesepakatan hukum yang kontroversial.
  • Pada 2019, Epstein kembali ditangkap atas tuduhan perdagangan seks anak di bawah umur oleh otoritas federal AS.
  • Ia ditemukan tewas di sel penjara di New York saat menanti persidangan. FBI dan Departemen Kehakiman menyimpulkan kematiannya sebagai bunuh diri.
  • Sejumlah kejanggalan dalam kasus ini, seperti pengawasan penjara yang lemah dan dugaan keterlibatan tokoh-tokoh penting, memicu munculnya berbagai teori konspirasi.
  • Banyak pihak menilai ada upaya sistematis untuk menutupi jaringan kejahatan seksual yang lebih luas, yang disebut melibatkan figur-figur berpengaruh di AS dan dunia.

Trump berada dalam posisi sulit. Jika terus menutup-nutupi, ia bisa kehilangan dukungan dari komunitas yang dulu menganggapnya “pembongkar elite gelap”. Tapi jika membuka semua, ia berisiko mempermalukan nama-nama besar, termasuk dirinya sendiri, yang pernah berteman dekat dengan Epstein di tahun 1990-an. (Vanity Fair/AP/The Guardian/The White House)

BAGIKAN

Popular

DATA
UPDATES