Israel Bom Suriah, Desak Damaskus Hentikan Serangan terhadap Komunitas Druze

INFORMASI.COM, Jakarta - Ketegangan memuncak di Timur Tengah setelah Israel melancarkan serangan udara besar-besaran ke markas militer Suriah di Damaskus, Rabu (16/7/2025). Serangan ini terjadi setelah peringatan keras kepada pemerintah Suriah untuk menghentikan kekerasan terhadap komunitas minoritas Druze di kota Sweida.
Apa yang Terjadi?
- • Serangan udara Israel menghantam markas besar tentara Suriah dan sebagian kompleks Kementerian Pertahanan di pusat Damaskus.
- • Gambar dari AFP menunjukkan sisi gedung pertahanan hancur, dengan asap tebal membumbung. Lima personel keamanan Suriah dilaporkan tewas, dan sembilan lainnya luka-luka.
- • Israel menyebut serangan ini sebagai respons atas pembantaian terhadap warga Druze, termasuk eksekusi singkat oleh pasukan pemerintah Suriah.
- • Ketegangan dipicu oleh bentrokan berdarah antara warga Druze dan suku Bedouin di Sweida yang telah menewaskan sedikitnya 248 orang.
- • Pemerintah Suriah sebelumnya masuk ke Sweida dengan dalih menjaga gencatan senjata, namun saksi menyebut mereka justru berkoalisi dengan kelompok Bedouin untuk menyerang warga Druze.
“ Militer Israel akan terus beroperasi secara intensif di Sweida untuk menghancurkan pasukan yang menyerang Druze hingga mereka mundur sepenuhnya. ”
— Israel Katz, Menteri Pertahanan Israel
Apa Dampaknya?
- • Israel kirim pasukan tambahan ke perbatasan Dataran Tinggi Golan dan memperingatkan Damaskus untuk tidak “mengganggu warga Druze”.
- • Puluhan warga Druze dari Israel dilaporkan menyeberang ke Suriah untuk membantu saudara mereka, meski Perdana Menteri Netanyahu melarang dan menyebut situasi di Sweida "sangat serius".
- • Menteri Pertahanan Israel, Israel Katz, mengancam akan melancarkan “pukulan menyakitkan” hingga pasukan Suriah mundur total dari selatan.
- • Komunitas Druze di Israel menyebut ini sebagai “pertempuran eksistensial” bagi kelangsungan hidup mereka di Suriah.
- • Dewan Keamanan PBB dijadwalkan bersidang Kamis (17/7) untuk membahas eskalasi terbaru ini.
Konteks Lebih Luas
- • Pemerintah sementara Suriah, yang dibentuk setelah penggulingan Bashar al-Assad pada Desember lalu, terus dikritik karena gagal melindungi kelompok minoritas.
- • Sekjen PBB dan diplomat Barat menyerukan penghentian kekerasan dan dialog damai.
- • AS, melalui Menlu Marco Rubio, menyebut semua pihak telah menyepakati langkah de-eskalasi yang “akan mulai berlaku malam ini”.
- • Uni Eropa dan Prancis mendesak penghentian kekerasan terhadap warga sipil dan menghormati kedaulatan Suriah.
Dengan lebih dari 90 warga Druze dan 138 personel militer Suriah tewas dalam waktu lima hari, konflik ini bisa mengganggu keseimbangan geopolitik di kawasan. Keterlibatan langsung Israel menjadi sinyal bahwa situasi internal Suriah berpotensi memicu konflik regional lebih luas. (Channel News Asia/Financial Times)