Kremlin: Rusia Terbuka untuk Perdamaian, tapi Tujuan Harus Tercapai

INFORMASI.COM, Jakarta — Presiden Rusia Vladimir Putin disebut siap membahas penyelesaian damai atas konflik di Ukraina. Namun, Kremlin menegaskan bahwa Moskow tidak akan mengesampingkan tujuannya sendiri dalam perang tersebut.
Apa yang Terjadi?
- • Dilansir dari beberapa media, Minggu (20/7/2025), Presiden Vladimir Putin disebut siap membahas penyelesaian damai atas konflik Ukraina.
- • Kremlin menegaskan bahwa tujuan utama Rusia dalam perang tetap harus dicapai.
- • Kremlin menegaskan bahwa perdamaian bisa terjadi tetapi tujuan Rusia harus dicapai.
- • Kremlin tidak merinci tujuan tersebut, namun Rusia sebelumnya menyebut demiliterisasi dan netralitas Ukraina sebagai prasyarat.
“ Presiden Putin telah berulang kali menyatakan keinginannya untuk menyelesaikan penyelesaian damai Ukraina sesegera mungkin. Proses ini panjang, membutuhkan upaya, dan tidak mudah. Hal utama bagi kami adalah mencapai tujuan kami. ”
— Juru Bicara Kepresidenan Rusia, Dmitry Peskov
Kenapa ini Penting?
- • Pernyataan ini muncul di tengah dinamika baru antara Rusia dan Amerika Serikat (AS).
- • Presiden AS Donald Trump baru-baru ini mengambil sikap lebih keras terhadap Moskow.
- • Pada 14 Juli 2025, Trump mengumumkan gelombang baru bantuan militer ke Ukraina, termasuk sistem pertahanan udara Patriot.
- • Trump juga memberi tenggat waktu 50 hari bagi Rusia untuk menyepakati gencatan senjata, atau menghadapi sanksi tambahan.
Zoom Out
- • Kremlin membuka peluang pembicaraan damai, tapi tidak akan berkompromi soal tujuan strategisnya di Ukraina.
- • AS meningkatkan tekanan lewat bantuan militer dan ultimatum politik.
- • Ketegangan diplomatik masih tinggi, namun ruang negosiasi tetap dijaga terbuka oleh kedua pihak.
Pernyataan Kremlin menunjukkan bahwa meski peluang dialog masih terbuka, posisi Rusia tetap teguh pada tujuan strategisnya di Ukraina. Situasi ini menandakan bahwa upaya perdamaian kemungkinan akan berlangsung panjang dan penuh negosiasi kompleks di tengah tekanan internasional yang terus meningkat. (The Straits Times/New York Post)