Konflik Thailand-Kamboja Memanas: 16 Tewas, Artileri Berat Mengguncang Perbatasan

Konflik Thailand-Kamboja Memanas: 16 Tewas, Artileri Berat Mengguncang Perbatasan
Ilustrasi artileri Angkatan Darat Thailand. Thailand dan Kamboja saling tembak-menembak artileri berat pada hari Jumat (25/7/2025) saat pertempuran terburuk mereka dalam lebih dari satu dekade berlanjut hingga hari kedua. (Foto: YouTube/Royal Thai Army)

INFORMASI.COM, Jakarta - Ketegangan bersenjata antara Thailand dan Kamboja meletus menjadi konflik terbuka di sepanjang perbatasan kedua negara, menyebabkan sedikitnya 16 orang tewas dan ribuan warga mengungsi. Ini merupakan konflik perbatasan terburuk sejak lebih dari satu dekade terakhir.

Apa yang Terjadi?

  • Kedua negara saling menembakkan artileri berat sejak Kamis (24/7), termasuk penggunaan roket BM-21 oleh Kamboja dan jet tempur F-16 oleh Thailand.
  • Kementerian Kesehatan Thailand melaporkan 15 korban tewas dari pihaknya, 14 di antaranya warga sipil. Kamboja mencatat 1 korban jiwa dan lima luka-luka di Provinsi Oddar Meanchey.
  • Enam lokasi di sepanjang garis perbatasan menjadi titik panas, termasuk Surin, Ubon Ratchathani, dan Si Sa Ket.
  • Serangan roket Kamboja menyasar stasiun pengisian bahan bakar, desa, dan fasilitas umum, menewaskan sembilan warga Thailand dan melukai belasan lainnya.
  • Sekitar 100.000 warga Thailand dievakuasi dari zona konflik. Di Kamboja, lebih dari 1.500 keluarga dipindahkan.

Kenapa Ini Penting?

  • Konflik ini terjadi di tengah meningkatnya ketegangan geopolitik di Asia Tenggara, dan dapat memicu intervensi diplomatik dari negara tetangga atau kekuatan global.
  • Thailand mengaktifkan Chakrabongse Bhuvanath Plan dan memberi otoritas penuh kepada militer untuk melibatkan Angkatan Udara dan Laut jika situasi memburuk.
  • Serangan ke pemukiman sipil menimbulkan kekhawatiran pelanggaran hukum humaniter internasional dan memperburuk krisis pengungsi di wilayah perbatasan.

Apa Kata Para Pihak?

  • Militer Thailand menyatakan berhak membela diri sesuai Pasal 51 Piagam PBB dan hanya menargetkan sasaran militer, bukan wilayah budaya atau sipil.
  • Kamboja belum memberikan komentar resmi terbaru. Namun sebelumnya membantah tuduhan peletakan ranjau yang menyebabkan tentara Thailand terluka.
  • Amerika Serikat (AS) mendesak penghentian kekerasan segera dan perlindungan terhadap warga sipil.

Gambaran Lebih Luas

  • Sengketa perbatasan Thailand-Kamboja telah berlangsung lebih dari satu abad, terutama terkait klaim wilayah sekitar kuil-kuil kuno.
  • Thailand memiliki keunggulan signifikan dari segi alutsista dan teknologi militer, termasuk keberadaan jet tempur aktif, sementara Kamboja tidak memilikinya.
  • Penarikan duta besar dan pengusiran diplomat menunjukkan eskalasi konflik tak hanya di medan perang tapi juga di ranah diplomatik.

Konflik bersenjata antara Thailand dan Kamboja telah memasuki fase berbahaya dengan jatuhnya korban jiwa sipil dan mobilisasi besar-besaran pasukan. Tanpa deeskalasi segera, bentrokan ini dapat berubah menjadi perang terbuka berskala penuh dan memperburuk ketegangan kawasan. (Bangkok Post/Nation Thailand)

BAGIKAN
Anda harus login untuk memberikan komentar.