Thailand-Kamboja Bertemu di Malaysia, Apakah Konflik Segera Berakhir?

INFORMASI.COM, Jakarta - Thailand dan Kamboja dijadwalkan bertemu di Malaysia pada Senin (28/7/2025) untuk meredakan konflik perbatasan berdarah yang telah menewaskan puluhan orang dan mengungsikan lebih dari 200.000 warga dalam empat hari terakhir.
Apa yang Terjadi?
- • Thailand dan Kamboja akan bertemu untuk membahas gencatan senjata, setelah konflik perbatasan memanas selama empat hari dan menewaskan sedikitnya 34 orang.
- • Presiden AS Donald Trump mengklaim telah menekan kedua negara agar menyepakati pembicaraan damai. Ia mengancam akan menghentikan perjanjian dagang jika konflik terus berlanjut.
- • Malaysia bertindak sebagai mediator, dalam kapasitasnya sebagai Ketua ASEAN, dengan PM Anwar Ibrahim menjadi tuan rumah pertemuan.
“ Kami siap memfasilitasi pembicaraan damai sebagai bagian dari semangat persaudaraan ASEAN. ”
— Menteri Luar Negeri Malaysia, Zambry Abdul Kadir.
Latar Belakang Ketegangan
- • Konflik dipicu oleh ledakan ranjau yang melukai lima tentara Thailand pada Kamis, disusul tembakan artileri di sepanjang perbatasan.
- • Kedua negara saling menyalahkan atas dimulainya kekerasan dan telah menarik duta besar mereka masing-masing.
- • Wilayah sengketa mencakup cagar budaya penting seperti Candi Ta Muen Thom dan Candi Preah Vihear, situs Warisan Dunia UNESCO yang juga terkena dampak serangan.
Situasi di Lapangan
- • Meskipun perundingan dijadwalkan, pertempuran terus berlanjut pada Minggu (27/7/2025) di Surin, Thailand, dan dekat perbatasan Kamboja.
- • Militer Thailand menuduh Kamboja menargetkan rumah sipil dan menggunakan roket ke arah situs budaya.
- • Sebaliknya, Kamboja menuduh Thailand melakukan serangan terkoordinasi besar-besaran, termasuk menggunakan tank dan menyerang zona yang dilindungi UNESCO.
Posisi Kedua Pihak
- • Kamboja menyatakan sepakat gencatan senjata tanpa syarat dan mengutus Menlu Prak Sokhonn untuk berkoordinasi dengan AS dan Thailand.
- • Thailand menyatakan setuju secara prinsip, tetapi meminta niat tulus dari Kamboja dan mendesak pembicaraan bilateral antar menlu untuk merinci mekanisme penarikan pasukan dan senjata berat.
- • Namun, Thailand menegaskan tidak ada penghentian operasi sampai Kamboja memulai negosiasi resmi.
“ Setiap penghentian kekerasan hanya bisa terjadi jika Kamboja sungguh-sungguh dan memulai negosiasi. ”
— Pernyataan resmi Kementerian Luar Negeri Thailand.
Dampak Kemanusiaan Konflik Thailand-Kamboja
- • Sebanyak 138.000 lebih warga Thailand mengungsi, tersebar di enam provinsi, termasuk Surin dan Sisaket.
- • 80.000 warga Kamboja mengungsi dari tiga provinsi perbatasan.
- • Banyak sekolah, rumah sakit, dan desa di zona konflik kini kosong, dan kondisi kemanusiaan terus memburuk.
Tekanan Internasional
- • PBB dan UNESCO menyerukan gencatan senjata segera.
- • UNESCO mengutuk serangan terhadap Candi Preah Vihear yang dinilai melanggar hukum internasional dan membahayakan warisan budaya dunia.
- • Dewan Keamanan PBB telah mengadakan pertemuan darurat, menyatakan keprihatinan mendalam atas eskalasi konflik.
Pertemuan Thailand dan Kamboja di Malaysia menjadi momen krusial untuk mencegah perang berskala penuh. Meski tekanan internasional meningkat, situasi di lapangan menunjukkan bahwa perdamaian belum bisa diharapkan tanpa komitmen dan kepercayaan dari kedua belah pihak. (AP/Channel News Asia)