Di Tengah Negosiasi Dagang, Kongres AS Susun Tiga RUU untuk Tekan China

Di Tengah Negosiasi Dagang, Kongres AS Susun Tiga RUU untuk Tekan China
Ruang sidang Senat Amerika Serikat. Senator dari Partai Republik dan Demokrat sepakat merancang tiga RUU untuk menekan China atas pelanggaran HAM, represi lintas negara, dan tekanan terhadap Taiwan. (Foto: US Senate)

INFORMASI.COM, Jakarta - Ketika Presiden AS Donald Trump tengah fokus menyegel kesepakatan dagang dengan China, Kongres justru bersiap mengambil langkah berbeda. Senator dari Partai Demokrat dan Republik akan mengajukan tiga RUU yang menyoroti pelanggaran hak asasi manusia, represi terhadap pembangkang, dan tekanan China terhadap Taiwan.

Apa yang Terjadi?

  • Mengutip The Straits Times, Senin (28/7/2025), tiga RUU lintas partai akan diperkenalkan pekan ini oleh senator dari Partai Demokrat dan Republik.
  • Fokusnya adalah isu keamanan dan HAM yang dinilai terabaikan akibat agenda dagang Trump.
  • Presiden Trump didukung Kongres dalam misi memperbaiki neraca dagang AS–China, namun pendekatannya menuai kekhawatiran para China hawks yang menilai keamanan nasional jadi taruhannya.
  • RUU pertama, didukung Senator Partai Republik John Cornyn, akan melarang masuk pejabat China yang terlibat dalam pemulangan paksa etnis Uighur ke wilayah Xinjiang.
  • RUU kedua, disokong John Curtis, bertujuan mendukung negara-negara yang tetap menjalin hubungan diplomatik dengan Taiwan, dan memperkuat koordinasi dengan Taipei.
  • RUU ketiga, yang diajukan oleh Dan Sullivan, menargetkan praktik represi lintas negara, seperti intimidasi terhadap jurnalis dan aktivis oleh pemerintah asing.

Siapa pun presidennya, nilai-nilai kebebasan dan HAM harus tetap menjadi panduan utama dalam kepemimpinan global kita.

— Senator Partai Demokrat AS, Jeff Merkley.

Di Balik Fokus Trump pada Perdagangan

  • Gedung Putih membantah tudingan bahwa Presiden Trump mengabaikan isu keamanan di Asia-Pasifik.
  • Pemerintah menegaskan, keamanan regional tetap menjadi prioritas, meskipun Trump berusaha menjalin hubungan pribadi yang kuat dengan Presiden China Xi Jinping.
  • Tensi meningkat setelah muncul kabar bahwa Nvidia akan kembali menjual chip AI H20 ke China, hanya beberapa hari setelah CEO-nya bertemu dengan Trump.
  • Langkah ini dianggap kontroversial, karena membatalkan pembatasan ekspor chip AI canggih yang sebelumnya diberlakukan demi mencegah kemajuan teknologi militer China.

Kenapa Ini Penting?

  • Kongres AS menunjukkan konsistensi bipartisan dalam menekan China atas isu HAM, Taiwan, dan represi global. Bahkan saat Presiden Trump mengejar kesepakatan dagang.
  • Tiga RUU baru menandai perbedaan pendekatan antara lembaga legislatif dan eksekutif dalam menghadapi China.
  • Pertemuan ekonomi AS–China dijadwalkan berlangsung di Stockholm pada 28 Juli 2025, dengan harapan memperpanjang gencatan tarif selama tiga bulan.
  • Tenggat waktu 12 Agustus menjadi krusial, karena jika negosiasi gagal, tarif impor bisa melonjak tajam.
  • Tarik-ulur antara prioritas ekonomi dan keamanan nasional AS diprediksi akan terus memanas, terutama menjelang pemilu dan meningkatnya tekanan geopolitik terhadap China.

Di tengah fokus Trump pada kesepakatan dagang dengan China, Kongres AS menegaskan sikap tegasnya melalui tiga RUU bipartisan. Langkah ini mencerminkan perbedaan pendekatan antara eksekutif dan legislatif AS. (The Straits Times)

BAGIKAN
Anda harus login untuk memberikan komentar.