Prancis Kecam Kesepakatan Dagang AS-Uni Eropa

Prancis Kecam Kesepakatan Dagang AS-Uni Eropa
Perdana Menteri Prancis, François Bayrou mengecam kesepakatan dagang yang dicapai antara Komisi Eropa dengan AS. (Foto: Le Site Officiel du Gouvernment - Situs Resmi Pemerintah Prancis)

INFORMASI.COM, Jakarta – Kesepakatan dagang terbaru antara Amerika Serikat (AS) dan Uni Eropa memicu gelombang kritik tajam dari para politisi Prancis. Perjanjian tersebut dinilai sebagai bentuk "penyerahan diri" Eropa terhadap tekanan Presiden AS Donald Trump.

Apa yang Terjadi?

  • Pada Minggu (27/7/2025), Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen dan Presiden AS Donald Trump menandatangani kesepakatan dagang di Skotlandia.
  • Tarif 15 persen akan berlaku untuk hampir semua ekspor Uni Eropa ke AS. Rincian tarif untuk ekspor AS ke UE belum diungkap.
  • Trump menyebut kesepakatan ini “yang terbesar yang pernah dibuat” dan menilai itu lebih baik daripada “bermain permainan tarif.”
  • Von der Leyen menambahkan bahwa kesepakatan ini akan membawa stabilitas dan prediktabilitas, serta mencegah perang dagang besar.

Ketika aliansi bangsa-bangsa bebas menyerah pada tekanan, itu adalah bentuk penyerahan diri.

— Perdana Menteri Prancis, François Bayrou.

Kenapa Ini Penting?

  • Mengutip Euronews, Senin (28/7/2025), Prancis memandang tarif 15 persen sebagai kerugian besar bagi eksportir Uni Eropa, khususnya untuk petani.
  • Bagi politik domestik Prancis, kesepakatan ini memicu kemarahan luas dan menjadi isu panas di dalam negeri menjelang tahun politik.
  • Kesepakatan ini menjadi penentu arah baru hubungan dagang transatlantik di tengah melemahnya sistem perdagangan global berbasis WTO.

Reaksi dari Politisi Prancis

  • Menteri Urusan Eropa Benjamin Haddad menyambut stabilitas sementara, tetapi menilai kesepakatan itu “tidak seimbang” dan menunjukkan AS telah menolak perdagangan bebas serta aturan WTO.
  • Jordan Bardella (Rassemblement National) menyebut kesepakatan ini sebagai “perjanjian memalukan” yang mengorbankan eksportir, petani, dan produsen Eropa.
  • Marine Le Pen menyebutnya sebagai “fiasco politik, ekonomi, dan moral.”
  • Jean-Luc Mélenchon (La France Insoumise) mengkritik bahwa semuanya diserahkan kepada Trump, yang kini berhak mengubah aturan permainan yang telah dibangun selama 75 tahun.
  • MEP Raphaël Glucksmann menganggap kesepakatan ini sebagai produk dari kelemahan moral dan politik yang menyedihkan.

Gambaran Lebih Luas

  • Kesepakatan ini disambut positif oleh Jerman dan Italia, serta oleh Komisioner Dagang Uni Eropa Maroš Šefčovič yang menyebutnya sebagai “terobosan”.
  • Namun, reaksi keras dari Prancis menunjukkan ketegangan internal di dalam Uni Eropa terkait strategi menghadapi tekanan ekonomi AS.

Perjanjian dagang AS-Uni Eropa berhasil menghindari perang tarif, tetapi memicu pertikaian politik di Eropa, terutama di Prancis. Banyak pihak menilai kesepakatan ini menguntungkan AS secara sepihak dan mencerminkan ketimpangan dalam hubungan transatlantik. (Euronews)

BAGIKAN
Anda harus login untuk memberikan komentar.