Arab Saudi: Tak Ada Normalisasi Hubungan dengan Israel Tanpa Berdirinya Negara Palestina

Arab Saudi: Tak Ada Normalisasi Hubungan dengan Israel Tanpa Berdirinya Negara Palestina
Ibu Kota Arab Saudi, Riyadh. (Foto: Flickr/Khalid F.B)

INFORMASI.COM, Jakarta - Arab Saudi menegaskan bahwa normalisasi hubungan diplomatik dengan Israel tidak akan terjadi kecuali terbentuk negara Palestina dan perang di Gaza dihentikan.

Apa yang Terjadi?

  • Menteri Luar Negeri Arab Saudi, Pangeran Faisal bin Farhan mengatakan, bahwa pengakuan atas Israel sangat terkait dengan pembentukan negara Palestina.
  • Pernyataan itu disampaikan dalam konferensi pers bersama Menlu Prancis Jean-Noel Barrot, usai konferensi internasional tentang solusi dua negara di New York (28/7/2025).
  • Arab Saudi dan Prancis menjadi tuan rumah forum yang membahas implementasi solusi dua negara di tengah krisis berkepanjangan di Gaza.
  • Ia juga menyebut momentum diplomatik saat ini dapat membuka jalan dialog jika kondisi kemanusiaan di Gaza membaik dan negara Palestina terwujud.

Bagi Kerajaan, pengakuan (atas Israel) sangat terkait erat dengan pembentukan negara Palestina. Tidak ada kredibilitas untuk membicarakan normalisasi di tengah kematian, penderitaan, dan kehancuran yang terus terjadi di Gaza.

— Menteri Luar Negeri Arab Saudi, Pangeran Faisal bin Farhan.

Kenapa Ini Penting?

  • Ini adalah pernyataan paling tegas Arab Saudi tentang prasyarat normalisasi dengan Israel.
  • Menandakan perubahan arah diplomasi Timur Tengah, di mana negara-negara Arab tidak lagi mudah terdorong pada normalisasi tanpa penyelesaian isu Palestina.
  • Pernyataan ini berpotensi memengaruhi kelanjutan Abraham Accords yang sebelumnya mendorong normalisasi Israel dengan Uni Emirat Arab, Bahrain, dan Maroko.
  • Mengirim sinyal kuat ke Israel bahwa perdamaian dan pengakuan tak bisa dilepaskan dari kemerdekaan Palestina.

Gambaran Lebih Luas

  • Abraham Accords yang ditandatangani Israel bersama Uni Emirat Arab, Bahrain, Maroko, dan Sudan pada tahun 2020 tidak menyelesaikan isu negara Palestina.
  • Arab Saudi sebelumnya lebih bersikap hati-hati, namun kini menunjukkan sikap prinsipil terkait solusi dua negara.
  • Konflik Gaza sejak Oktober 2023 telah menewaskan puluhan ribu orang, memicu krisis kemanusiaan terbesar di wilayah tersebut dalam dua dekade terakhir.
  • AS selama ini mendorong Riyadh agar mengikuti jejak normalisasi, namun pernyataan ini menjadi pukulan diplomatik bagi upaya tersebut.

Arab Saudi menutup pintu normalisasi dengan Israel sampai terbentuknya negara Palestina dan berakhirnya konflik di Gaza. Ini menegaskan bahwa legitimasi diplomatik Israel di kawasan hanya mungkin jika rakyat Palestina memperoleh hak merdeka mereka. (Anadolu via ANTARA)

BAGIKAN
Anda harus login untuk memberikan komentar.