Kesepakatan Belum Final, Macron Serukan Revisi Perjanjian Dagang Uni Eropa-AS

Kesepakatan Belum Final, Macron Serukan Revisi Perjanjian Dagang Uni Eropa-AS
Presiden Prancis, Emmanuel Macron. (Foto: Instagram/@elysee)

INFORMASI.COM, Jakarta - Presiden Prancis Emmanuel Macron menyatakan bahwa kesepakatan dagang Uni Eropa-Amerika Serikat (AS) belum final. Ia menyerukan negosiasi lanjutan untuk menyeimbangkan hubungan perdagangan, terutama di sektor jasa, yang dinilai terlalu menguntungkan pihak AS.

Apa yang Terjadi?

  • Dalam rapat kabinet, Rabu (30/7/2025), Macron mengatakan Uni Eropa belum cukup ditakuti oleh AS, menandakan posisi tawar yang lemah dalam negosiasi perdagangan.
  • Pernyataan ini muncul hanya beberapa hari setelah Presiden AS Donald Trump dan Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen mencapai kesepakatan awal terkait tarif.
  • Trump dan von der Leyen sepakat tarif produk-produk Eropa sebesar 15 persen per 1 Agustus 2025.
  • Komisi Eropa masih berupaya menegosiasikan pengecualian tambahan terhadap tarif tersebut, termasuk untuk minuman anggur dan minuman keras, yang merupakan dua ekspor unggulan Prancis ke pasar AS.

Untuk menjadi bebas, kita harus ditakuti dan saat ini kita belum cukup ditakuti. Ini belum akhir cerita, dan kami tidak akan berhenti di sini.

— Presiden Prancis, Emmanuel Macron.

Kenapa Ini Penting?

  • Macron menyoroti defisit perdagangan dengan AS di sektor jasa, berbeda dari sektor barang yang relatif seimbang.
  • Macron mendorong penggunaan instrumen anti-koersi, yakni alat kebijakan Uni Eropa yang memungkinkan pembatasan akses perusahaan asing terhadap pengadaan publik dan hak kekayaan intelektual, sebagai bentuk tekanan balik ke AS.
  • Uni Eropa telah menyetujui paket retaliasi senilai €95 miliar terhadap produk AS.
  • Meski saat ini ditangguhkan, langkah retaliasi bisa diaktifkan kembali pada 4 Agustus 2025 bila AS tidak memberikan kepastian atas pengecualian tarif.
  • Macron menyambut baik pengecualian yang sudah diamankan untuk sektor dirgantara, yang dianggap vital bagi Prancis.
  • Meski menyoroti ketimpangan, tapi secara keseluruhan AS mengalami defisit perdagangan dengan Uni Eropa pada tahun 2024, mencapai US$235,87 juta.

Konteks Lebih Luas

  • AS akan mulai menerapkan tarif 15 persen atas barang-barang dari Uni Eropa mulai 1 Agustus 2025, berdasarkan kesepakatan 27 Juli 2025.
  • Komisi Eropa berhasil mengamankan pengecualian tarif untuk sejumlah sektor strategis.
  • Ini termasuk pesawat dan suku cadangnya, obat generik, bahan kimia tertentu, peralatan semikonduktor, bahan baku kritis dan sumber daya alam, serta produk pertanian non-sensitif seperti sayuran dan buah, namun tidak mencakup daging sapi, beras, etanol, gula, maupun unggas.
  • Prancis mendorong pengecualian untuk anggur dan minuman keras, sebagai komoditas ekspor utama.

Pernyataan Macron menandai pergeseran arah diplomasi dagang Eropa menuju sikap yang lebih tegas terhadap AS. Retaliasi masih menjadi opsi Uni eropa jika AS tidak memberi kelonggaran lebih lanjut. (France24/Euronews)

BAGIKAN
Anda harus login untuk memberikan komentar.