Partai Pheu Thai Siap Bubarkan Parlemen Thailand di Tengah Perebutan Kekuasaan

Partai Pheu Thai Siap Bubarkan Parlemen Thailand di Tengah Perebutan Kekuasaan
Ilustrrasi, Ibu Kota Thailand, Bangkok. (Sumber Foto: Freepik)

INFORMASI.COM, Jakarta - Krisis politik Thailand memasuki babak baru setelah Partai Pheu Thai yang berkuasa menyatakan siap membubarkan parlemen jika upaya mereka membentuk pemerintahan baru menemui jalan buntu.

Mengutip The Straits Times, Selasa (2/9/2025), pernyataan itu datang di tengah tarik-menarik antara kubu Pheu Thai dan Partai Bhumjaithai, yang sama-sama berambisi menempatkan calon mereka sebagai perdana menteri berikutnya.

Opsi Pheu Thai: Kandidat PM atau Pemilu Baru

  • Sorawong Thienthong, Sekjen Pheu Thai, menegaskan partainya masih menimbang dua opsi: mengajukan Chaikasem Nitisiri sebagai kandidat perdana menteri, atau mendorong pemilu baru melalui pembubaran parlemen.
  • Chaikasem, 77 tahun, mantan jaksa agung dan menteri kehakiman, menjadi satu-satunya kandidat tersisa bagi Pheu Thai setelah pengadilan mendiskualifikasi Paetongtarn Shinawatra akibat pelanggaran etika.
  • Meski pernah dominan, dukungan terhadap Pheu Thai belakangan semakin melemah, sehingga opsi pembubaran parlemen dianggap sebagai jalan strategis.

Persaingan dengan Bhumjaithai dan People’s Party

  • Bhumjaithai, dipimpin Anutin Charnvirakul, keluar dari koalisi pemerintah pada Juni lalu dan kini mengusung pencalonan sendiri.
  • People’s Party, kekuatan terbesar di parlemen dengan hampir sepertiga kursi, menegaskan tidak akan bergabung dengan pemerintahan mana pun, melainkan mendukung opsi pembubaran parlemen.
  • Keputusan resmi People’s Party mengenai dukungan politik dijadwalkan diumumkan pada 3 September 2025.

Jika People’s Party memutuskan memilih Anutin, kami akan lanjutkan prosesnya. Namun jika ada pemungutan suara untuk perdana menteri, kami akan ajukan Chaikasem Nitisiri.

— Sekretaris Jenderal Pheu Thai, Sorawong Thienthong.

Sementara itu, beberapa pakar hukum memandang pembubaran parlemen bisa menjadi jalan keluar dari kebuntuan politik. Namun, langkah ini bisa membuka babak ketidakpastian baru bagi Thailand. (The Straits Times)

BAGIKAN
Anda harus login untuk memberikan komentar.