- Home
- Internasional
- Presiden Perintahkan Kemenlu Segera Evakuasi WNI dari Lebanon
Presiden Perintahkan Kemenlu Segera Evakuasi WNI dari Lebanon

INFORMASI.COM, Jakarta - Situasi di Lebanon kian mencekam. Terlebih, Israel melancarkan serangan darat ke Lebanon yang dimulai Selasa (1/10/2024) dengan maksud melawan kelompok Hizbullah.
Eskalasi konflik di Kawasan Levant makin dipanas setelah Iran meluncurkan ratusan rudal ke Israel pada Selasa malam. Hal itu membuat Presiden RI, Joko Widodo, meminta proses evakuasi warga negara Indonesia yang berada di Lebanon segera dilakukan.
Saat meninjau Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kefamenanu, Kabupaten Timor Tengah Utara, Nusa Tenggara Timur, Rabu (2/10/2024), Jokowi mengaku sudah memerintahkan Menteri Luar Negeri Retno Marsudi mengenai proses evakuasi WNI dari Lebanon. Kepala Negara menegaskan bahwa perlindungan dan keselamatan WNI harus dinomorsatukan.
"Kementerian Luar Negeri, Bu Menteri sudah saya perintahkan untuk menindaklanjuti apa yang sudah saya sampaikan agar keselamatan perlindungan terhadap warga kita dinomorsatukan dan evakuasi disegerakan," kata Presiden sebagaimana dilansir dari Antara, Rabu siang.

Indonesia melalui Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) mendesak semua pihak untuk dapat menahan diri terkait situasi terbaru yang sangat mengkhawatirkan yang sedang terjadi di Timur Tengah.
Menurut Juru Bicara II Kemlu RI, Rolliansyah Soemirat, Indonesia menekankan pentingnya Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk melakukan pertemuan khusus guna membahas perkembangan terbaru di Timur Tengah dan mengambil keputusan yang dapat menurunkan ketegangan di kawasan.
“Indonesia sangat khawatir bahwa potensi perang dengan skala yang lebih besar dapat terjadi,” kata Rolliansyah kepada Antara di Jakarta, Rabu (2/10).
Selain itu, Rolliansyah juga mengatakan bahwa keselamatan WNI yang berada di Lebanon menjadi prioritas utama pemerintah Indonesia. Ia juga berpesan bahwa proses evakuasi WNI juga sedang berlangsung.
Bukan hanya di Lebanon, KBRI di kawasan Timur Tengah juga terus melakukan koordinasi dengan seluruh WNI yang berada di wilayah masing-masing.

Untuk diketahui, dua pekan belakangan, tensi konflik di Timur Tengah memanas setelah Israel dan kelompok Hizbullah di Lebanon saling serang. Akibat konflik ini, sekitar seribu orang tewas di Lebanon dan melukai lebih dari 2.700 orang lainnya. Sementara ribuan orang dari Lebanon terpaksa mengungsi ke Suriah.
Lantas mengapa Iran menyerang Israel? Pihak Teheran mengklaim meluncurkan ratusan rudal balistik ke Israel sebagai balasan atas kematian pemimpin Hizbullah, Hassan Nasrallah, pemimpin politik kelompok perjuangan Palestina Hamas, Ismail Haniyeh, serta komandan senior Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) Abbas Nilforoushan.
Presiden Iran, Masoud Pezeshkian, mengatakan, serangan rudal terhadap Israel didasarkan pada "hak pembelaan diri yang sah" negara tersebut usai Tel Aviv tak henti-hentinya menyerang Gaza dan kini meluas hingga menyerang Hizbullah di Lebanon.
"Biarkan Netanyahu tahu bahwa Iran bukan negara yang suka berperang, namun berdiri teguh melawan setiap ancaman. Ini hanya sebagian kecil dari kekuatan kami. Jangan coba-coba berkonflik dengan Iran," demikian pernyataan Pezeshkian yang diposting di X pada Selasa (1/10/2024) waktu Iran.
Listen to the booms.
— Israel ישראל (@Israel) October 1, 2024
This is Israel right now. pic.twitter.com/DKl6HfWjvz
Israel pun memberikan reaksi keras. Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, mengatakan Iran telah membuat kesalahan besar dan akan membayarnya.
"Siapa pun yang menyerang kami, kami akan menyerangnya," kata Netanyahu dalam rapat dadakan bersama para menteri dalam sebuah bunker di Tel Aviv usai rudal-rudal Iran menyerang Israel sebagaimana dilaporkan The Times of Israel.
Netanyahu pun menegaskan pihaknya tidak akan mundur dari Gaza maupun Lebanon. Menurut Netanyahu perang akan terus dilakukan sampai seluruh sandera Israel dikembalikan.
"Kami akan melakukan segala yang diperlukan untuk melanjutkan tren ini, untuk mencapai semua tujuan perang, terutama pengembalian semua sandera kami, dan untuk memastikan keberadaan dan masa depan kami," katanya. (ANT/Anadolu/Ynet/The Times of Israel)
Komentar (0)
Login to comment on this news