- Home
- Internasional
- Wapres Filipina Ancam Akan Bunuh Presiden Filipina, Mengapa?
Wapres Filipina Ancam Akan Bunuh Presiden Filipina, Mengapa?

INFORMASI.COM, Jakarta – Perseteruan Wakil Presiden Filipina, Sara Duterte, dengan Presiden Filipina, Ferdinand Marcos Jr., kian panas. Sara menyebut dirinya menyewa seorang pembunuh untuk menghabisi sang presiden dan istri, Liza Araneta-Marcos, serta Ketua DPR, Martin Romualdez.
“Jangan khawatir tentang keamanan saya karena saya sudah berbicara dengan seseorang. Saya berkata, ‘Jika saya terbunuh, kamu bisa membunuh BBM (inisial presiden Filipina), Liza Arneta, dan Martin Romualdez. (Saya) tidak bercanda. Tidak bercanda,” kata Sara dikutip dari Al Arabiya, Senin (25/11/2024).
Banjir Parah Melanda Filipina, 40 Orang Meninggal DuniaPernyataan ini muncul di tengah ketegangan politik yang semakin memanas antara Sara dengan pemerintah Bongbong memanas. Ketegangan itu terkait dengan serangkaian kontroversi, termasuk penyelidikan yang sedang berlangsung atas dugaan penyalahgunaan anggaran oleh Sara selama masa jabatannya sebagai menteri pendidikan, serta masalah dengan anggota DPR yang bersekutu dengan Marcos.
Ketegangan semakin tinggi setelah anggota parlemen yang mendukung Marcos memutuskan untuk menahan kepala staf Sara, Zuleika Lopez. Penahanan ini dianggap menghalangi penyelidikan terhadap dana publik.
Merespons pernyataan Sara, Sekretaris Eksekutif Kepresidenan Filipina, Lucas Bersamin, menilainya sebagai “ancaman aktif” terhadap Marcos ke pasukan pengawal presiden untuk mengambil tindakan segera. Komando Keamanan Presiden Filipina juga segera meningkatkan pengamanan untuk Marcos dan keluarganya, dengan menganggap ancaman tersebut sebagai masalah keamanan nasional.
Pasukan keamanan berkoordinasi dengan lembaga penegak hukum untuk mendeteksi dan mencegah segala potensi ancaman terhadap Presiden Marcos.
Topan Yinxing Terjang FilipinaPenasihat Keamanan Nasional, Eduardo Ano, turut menganggap pernyataan Sara sebagai ancaman yang serius. Pihaknya akan bekerja sama dengan penegak hukum, serta badan intelijen untuk menyelidiki ancaman tersebut.
Ano berkata setiap ancaman terhadap kehidupan presiden harus divalidasi dan dianggap sebagai masalah keamanan nasional.
Ancaman tersebut juga dapat memicu tindakan hukum, karena dalam hukum pidana Filipina, ancaman terbuka terhadap keselamatan seseorang atau keluarganya bisa dikenakan hukuman penjara dan denda. Kantor Komunikasi Kepresidenan Filipina mengonfirmasi bahwa ancaman tersebut sedang diselidiki. Jika bukti mendukung, akan ada tuntutan hukum.
Komentar (0)
Login to comment on this news