Indonesia Gabung BRICS dan NDB: Apa Dampaknya ke Dominasi Dolar AS?

Indonesia Gabung BRICS dan NDB: Apa Dampaknya ke Dominasi Dolar AS?
Akun X @BRICSInfo

INFORMASI, Jakarta - Indonesia bergerak lebih dekat menuju kancah ekonomi global melalui partisipasinya dalam BRICS dan New Development Bank (NDB). Pada Selasa, (1/7), Presiden Prabowo Subianto telah bertolak ke Arab Saudi dan akan melanjutkan kunjungan kenegaraan ke Brasil, dengan agenda utama menghadiri KTT BRICS di Rio de Janeiro pada Juli 2025, sambil membahas berbagai isu strategis terkait pembangunan infrastruktur, termasuk kemungkinan Indonesia bergabung dengan NDB.

Langkah Strategis Indonesia Bergabung dengan BRICS dan NDB

Pada awal Juli 2025, Indonesia secara resmi mempersiapkan untuk bergabung dengan New Development Bank (NDB), sebuah lembaga yang dibentuk oleh negara-negara anggota BRICS untuk mendanai proyek-proyek pembangunan berkelanjutan di negara-negara berkembang. Bergabungnya Indonesia dengan BRICS dan NDB adalah bagian dari upaya untuk memperkuat posisi Indonesia dalam ekonomi global dan mendorong akses ke pembiayaan infrastruktur yang lebih berkelanjutan.

Agenda Presiden Prabowo di KTT BRICS:

  • Presiden Prabowo dijadwalkan menghadiri KTT BRICS yang berlangsung pada 6-8 Juli 2025 di Rio de Janeiro, Brasil.
  • Indonesia diharapkan dapat memperkuat hubungan dengan negara-negara anggota BRICS, membuka jalan bagi pembiayaan proyek infrastruktur yang lebih murah dan lebih fleksibel.
  • Pertemuan juga akan membuka peluang untuk memanfaatkan NDB, yang selama ini dikenal dengan kebijakan pendanaan dalam mata uang lokal.

Apa Dampaknya terhadap Ketergantungan pada Dolar AS?

  • Diversifikasi Mata Uang dalam Pembiayaan
  • Indonesia punya kesempatan untuk mendapatkan pembiayaan dalam mata uang lokal atau mata uang negara anggota BRICS. Dengan demikian, Indonesia dapat mengurangi ketergantungan pada dolar AS, yang selama ini mendominasi transaksi internasional.
  • NDB memungkinkan pembiayaan dalam berbagai mata uang, termasuk yuan dan rupiah, yang secara langsung mengurangi eksposur Indonesia terhadap fluktuasi nilai dolar AS dalam proyek-proyek pembiayaan.

Peluang dan Tantangan Dedolarisasi:

  • Dolar AS tetap menjadi mata uang cadangan global yang dominan, dan sistem keuangan internasional masih sangat bergantung pada dolar.
  • Indonesia mungkin akan melihat peningkatan penggunaan mata uang lokal dalam perdagangan dengan negara-negara BRICS dan dalam proyek-proyek yang didanai oleh NDB, namun pergeseran besar dari dolar akan memerlukan waktu dan kerja sama internasional yang lebih luas.

Apa Keuntungan Bergabung dengan NDB?

  • Akses Pembiayaan Infrastruktur: Sebagai anggota NDB, Indonesia akan mendapatkan akses ke pembiayaan untuk proyek-proyek besar, termasuk infrastruktur yang dapat mempercepat transformasi ekonomi.
  • Pengurangan Ketergantungan pada Bank Barat: NDB menawarkan alternatif bagi negara-negara berkembang untuk mendapatkan dana yang tidak terlalu bergantung pada lembaga keuangan Barat, seperti IMF dan Bank Dunia, yang sering kali menetapkan syarat-syarat ketat.

Tantangan Apa yang Dihadapi Indonesia untuk Bisa Melakukan Dedolarisasi?

  • Ketergantungan pada Dolar dalam Transaksi Global: Dolar AS tetap menjadi mata uang utama dalam banyak transaksi internasional, termasuk perdagangan energi. Proses untuk beralih dari dolar membutuhkan kesepakatan global yang luas dan akan memakan waktu.
  • Keterbatasan Infrastruktur: Meskipun ada upaya untuk memperkenalkan penggunaan mata uang lokal dalam transaksi antar negara BRICS, infrastruktur untuk mendukung transaksi semacam itu masih terbatas. Banyak negara dan perusahaan lebih memilih menggunakan dolar karena stabilitas dan kepercayaannya yang tinggi.

Zoom Out:

  • Bergabungnya Indonesia dengan BRICS dan NDB membuka peluang untuk mengurangi ketergantungan pada dolar AS, tetapi perubahan ini tidak akan terjadi dalam semalam.
  • Indonesia akan semakin dapat mengakses sumber pembiayaan alternatif untuk proyek-proyek pembangunan, terutama di sektor infrastruktur.
  • Namun, untuk sepenuhnya meninggalkan dolar AS, Indonesia akan membutuhkan waktu dan dukungan internasional untuk memperkuat infrastruktur keuangan yang mendukung penggunaan mata uang alternatif secara lebih luas

Seiring dengan lawatan Presiden Prabowo, yang akan melibatkan lebih banyak diplomasi ekonomi dengan negara-negara BRICS, Indonesia dapat memperkuat posisinya di panggung internasional, membuka jalan untuk berbagai peluang ekonomi baru yang lebih berkelanjutan dan mengurangi ketergantungan terhadap dolar AS.

(Antara/Reuters/Modern Diplomacy)

BAGIKAN

Popular

DATA
UPDATES