Beijing Geram atas Kesepakatan Dagang AS-Vietnam

Pemerintah China menyatakan kekhawatiran serius terhadap kesepakatan dagang terbaru antara Amerika Serikat (AS) dan Vietnam yang diumumkan pada Rabu (2/7/2025).
Apa yang Terjadi?
- • AS dan Vietnam menyepakati tarif 20 persen untuk barang ekspor utama Vietnam dan 40 persen untuk produk dari negara ketiga yang dialihkan melalui Vietnam (trans-shipment), yang secara tidak langsung menyasar produk asal China.
- • Vietnam juga membuka akses pasar bebas tarif bagi produk AS.
- • China menilai kebijakan tersebut dapat mengganggu rantai pasok global dan memperburuk ketegangan perdagangan.
- • Beijing menilai perjanjian dagang AS dan Vietnam tidak seharusnya mengorbankan kepentingan negara lain.
“ Kami menentang perjanjian bilateral yang dirancang untuk merugikan negara ketiga. Semua pihak seharusnya mendorong kerja sama, bukan konfrontasi. ”
— Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China, Mao Ning
Sikap Resmi China
- • Kementerian Luar Negeri China menekankan bahwa kesepakatan perdagangan tidak boleh menjadi alat politik untuk menekan negara lain.
- • Beijing menyatakan akan “mengambil langkah yang diperlukan” bila kepentingan industrinya terdampak secara signifikan.
- • Pemerintah China juga mengisyaratkan akan meningkatkan pengawasan rantai logistik dan perdagangan ekspor yang melibatkan negara-negara Asia Tenggara.
“ Dalam dunia yang penuh ketidakpastian, China menawarkan stabilitas dan keterbukaan. Kami tidak akan diam jika ada pihak yang merusak itu. ”
— Presiden China, Xi Jinping
Mengapa Ini Penting?
- • Reaksi keras Beijing terjadi di tengah upaya mereka menjaga hubungan ekonomi kawasan tetap stabil, sekaligus menangkis tekanan dari AS dan sekutunya.
- • China tengah mendorong kerja sama multilateral melalui RCEP dan BRICS, sebagai penyeimbang dari pendekatan bilateral agresif yang diusung AS.
Hal yang Perlu Dicermati
- • Apakah China akan menerapkan hambatan perdagangan terselubung terhadap Vietnam atau mengeluarkan kebijakan balasan ke AS.
- • Respon ASEAN, yang kemungkinan terjebak di tengah persaingan dua kekuatan besar.
- • Rantai pasok global di sektor teknologi dan manufaktur, terutama untuk perusahaan yang beroperasi lintas batas di Asia.