Laporan PBB: Kelaparan, Gelombang Panas, dan Ancaman Serangan Darat Perparah Krisis Gaza

INFORMASI.COM, Jakarta – Gaza kini menghadapi kombinasi mematikan, yaitu kelaparan terburuk sejak awal konflik, gelombang panas ekstrem di atas 40°C, dan ancaman eskalasi militer. Meski Israel telah mengurangi penolakan terhadap pergerakan bantuan kemanusiaan, proses koordinasi tetap memakan waktu lama dan berisiko tinggi.
Tantangan Distribusi Bantuan
- • Menurut laporan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), yang dipublikasikan Kamis (14/8/2025), antara 6–12 Agustus 2025 ada 81 upaya koordinasi bantuan dengan otoritas Israel, termasuk pengiriman bahan bakar dan personel.
- • Dari jumlah itu, 35 misi berhasil difasilitasi, 29 awalnya disetujui namun terhambat di lapangan, 12 ditolak, dan lima dibatalkan oleh penyelenggara.
- • Meski demikian, 14 misi yang sempat terhambat akhirnya bisa berjalan.
- • Sejak perang pecah hampir tiga tahun lalu setelah serangan Hamas yang menewaskan sekitar 1.200 orang dan menyandera 250 lainnya, krisis kemanusiaan semakin memburuk.
- • World Food Programme (WFP) melaporkan, kelaparan kini mencapai level tertinggi dengan 235 kematian akibat malnutrisi, termasuk 106 anak.
- • Jalur distribusi tetap terbatas dan berbahaya, dengan banyak truk bantuan terhenti karena kerumunan warga yang putus asa membongkar muatan untuk memberi makan keluarga mereka.
- • Pada Juli 2025, dari 1.012 truk makanan yang masuk, hanya 10 yang sampai ke gudang, sementara sisanya dibongkar di perjalanan.
“ Massa yang putus asa sering kali menurunkan pasokan makanan dari truk untuk memberi makan keluarga mereka, sementara penjarahan juga mencegah bantuan mencapai tujuan yang dituju. ”
— Laporan Kantor Koordinasi Urusan Kemanusiaan PBB (OCHA).
Risiko Pangan Membusuk dan Kekurangan Air
- • WFP dan mitra sebenarnya memiliki cukup stok pangan untuk memberi makan 2,1 juta warga Gaza selama tiga bulan.
- • Namun, risiko pembusukan meningkat karena logistik yang terhambat dan sebagian stok hampir kedaluwarsa.
- • Hingga 10 Agustus 2025, terdapat 81 dapur komunitas mampu menyiapkan 324.000 porsi makanan per hari, jauh di bawah lebih dari 1 juta porsi per hari yang sempat dicapai pada April lalu.
- • Gelombang panas di atas 40°C memperburuk keadaan, dimana UNRWA memperingatkan risiko dehidrasi akibat ketersediaan air yang sangat terbatas.
- • Sejak awal perang, lembaga ini telah memberi layanan darurat air, sanitasi, dan kebersihan untuk 1,7 juta orang.
- • Namun, larangan Israel atas masuknya bahan bangunan selama lima bulan membuat ratusan ribu warga tanpa perlindungan memadai dari teriknya matahari.
Ancaman Baru di Gaza City
- • Dalam beberapa hari terakhir, serangan udara dan penembakan meningkat di Gaza City, Deir Al-Balah, dan Khan Younis, menambah korban jiwa.
- • OCHA memperingatkan bahwa jika operasi darat Israel di Gaza City benar-benar dilakukan, ribuan keluarga yang sudah berada dalam kondisi mengenaskan bisa semakin terpuruk.
- • Saat ini, 86 persen wilayah Gaza berada di zona militer Israel atau di bawah perintah pengungsian, dengan akses bantuan yang semakin terbatas.
Gaza kini terjebak dalam krisis multidimensi, yakni kelaparan akut, panas ekstrem, minimnya akses air bersih, dan ancaman militer, yang saling memperparah. Meski bantuan masih mengalir, hambatan logistik, ketidakamanan, dan pembatasan masuknya barang terus membuat kebutuhan kemanusiaan jauh dari terpenuhi. (UN News)