Indonesia Optimistis Capai Net Zero Emission Sebelum 2050

INFORMASI.com, Jakarta - Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, optimistis Indonesia bisa mewujudkan target net zero emission sebelum tahun 2050. Pernyataan ini disampaikan saat menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G-20 di Brasil.
Dikutip dari Youtube Sekretariat Presiden, @SekretariatPresiden, Kamis (21/11/2024), rasa keyakinan ini berdasarkan kepada kekayaan sumber daya alam (SDA) Indonesia yang bisa diolah menjadi energi terbarukan dan ramah lingkungan.
"Kami berkomitmen pada energi terbarukan dan hijau. Kami diberkahi dengan banyak sumber daya alam," ujar Prabowo dalam sesi ketiga Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 di Brasil, sebagaimana disiarkan oleh YouTube Sekretariat Presiden, @ pada Rabu (20/11/2024).
Prabowo Ingin Belajar Program Makan Bergizi Gratis dari BrasilSekadar informasi, target net zero emission lebih cepat 10 tahun daripada rencana sebelumnya, yaitu 2060.
Sebagai bagian dari upaya ini, pemerintah merencanakan penghentian operasional pembangkit listrik berbasis fosil, termasuk PLTU, dalam kurun waktu 15 tahun mendatang.
Sebagai gantinya, akan dibangun kapasitas pembangkit listrik energi terbarukan sebesar 75 gigawatt.
"Kami berencana memberhentikan pembangkit listrik tenaga fosil dalam 15 tahun ke depan dan membangun 75 gigawatt pembangkit listrik berbasis energi terbarukan," kata dia.
Untuk mencapai net zero emission, pemerintah Indonesia mengedepankan beragam inisiatif, termasuk pemanfaatan biodiesel dengan target hingga 50%. Indonesia juga akan memaksimalkan potensi tenaga surya mengingat posisinya yang strategis di jalur khatulistiwa.
"Kami memiliki sumber energi terbarukan yang melimpah. Oleh karena itu, kami sangat optimistis dapat mencapai net zero sebelum 2050," kata dia.
Soroti Dampak Perubahan Iklim di Indonesia
Prabowo Ingin Belajar Program Makan Bergizi Gratis dari BrasilPrabowo juga menyoroti dampak perubahan iklim terhadap Indonesia, seperti kenaikan permukaan laut yang mengancam kawasan pesisir. Sebagai contoh, di pantai utara Pulau Jawa, permukaan air laut naik sekitar 5 cm per tahun.
"Kami terpaksa untuk memindahkan ibu kota negara kami. Di pesisir utara Pulau Jawa, air laut naik 5 sentimeter setiap tahun," kata dia.
Hal ini membuat ratusan ribu hektare ribu lahan produktif yang bisa dimanfaatkan. Dampak itu bisa berujung pada peningkatan kemiskinan dan kelaparan menjadi isu utama yang menjadi fokus KTT G-20 2024.
"Ini akan memperburuk kemiskinan dan kelaparan. Oleh karena itu, bagi Indonesia tidak ada alternatif lain," kata dia.
"Kami telah berkomitmen untuk mengurangi kenaikan suhu demi menyelamatkan lingkungan kita dan mengatasi situasi tersebut," tambah Prabowo.
Komentar (0)
Login to comment on this news