Gen Z Rentan Depresi, Lalu Bagaimana Cara Mengatasinya?

INFORMASI.COM, Jakarta - Generasi Z merupakan generasi yang lahir pada 1997-2012. Generasi ini kerap dinilai sebagai generasi yang rentan depresi.
Menurut Survei Kementerian Kesehatan (SKI) 2023, dikutip pada Minggu (24/11/2024), prevalensi depresi di Indonesia pada 2023 mencapai 1,4%. Prevalensi tertinggi ada pada kelompok anak muda usia 15 tahun-24 tahun, yaitu 2%.
Sementara itu, menurut McKinsey Health Institute, survei Gen Z Global 2022 menunjukkan bahwa generasi itu memiliki kesehatan mental yang buruk tanpa ada penyebab pasti.
Namun, studi yang dilakukan menarik kesimpulan bahwa ada beberapa faktor yang mempengaruhi kondisi mental Gen Z, di antaranya adalah masa perkembangan, keterlibatan dengan layanan kesehatan, sikap keluarga atau masyarakat, dan media sosial.
Gen Z merupakan pemakai media sosial terbanyak dan menghabiskan lebih dari dua jam sehari menggunakan media sosial. Dampak negatif media sosial berkaitan erat dengan kesehatan mental.
Penggunaan media sosial yang berlebih dapat mempengaruhi aktivitas fisik, menurunkan konsentrasi, dan depresi akibat tekanan yang muncul karena tuntutan reputasi dan membandingkan diri dengan kehidupan orang lain di dunia maya.
Selain dampak media sosial, survei McKinsey juga menyebut generasi ini memiliki 58% kebutuhan yang tidak terpenuhi dibandingkan generasi lain. Sebagai contoh, pendapatan, pekerjaan, perumahan, dan perumahan.
Kebutuhan yang tidak terpenuhi menekan Gen Z sehingga membuat mereka lebih rentan mengalami gangguan kesehatan mental, termasuk depresi.
Depresi Memicu Keinginan Bunuh Diri
Orang yang mengalami depresi, pernah berpikir untuk bunuh diri 5 kali lebih tinggi daripada yang tidak depresi.
Menurut SKI 2023, anak muda dengan gangguan depresi pernah berpikir untuk bunuh diri dalam bulan terakhir, sangat tinggi, yaitu 36 kali lebih besar daripada yang tidak depresi. Tercatat ada 61% anak muda depresi yang berpikir ingin mengakhiri diri dan ada 1,7% yang tidak depresi berpikiran yang sama.
Sementara itu, menurut data Pusat Informasi Kriminal Nasional Polri (Pusiknas Polri), hingga 19 Agustus 2024, kasus bunuh diri mencapai 852 kejadian. Jumlah terbanyak berasal dari kelompok usia 26 tahun-45 tahun.
Cara Menghindari Depresi
Gangguan kesehatan mental dapat dihindari dengan menjauhi penyebab-penyebabnya. Mengurangi pemakaian media sosial merupakan salah satu langkah awal untuk meningkatkan aktivitas fisik sehari-hari dan menghindari tekanan di dunia maya yang dapat menyebabkan depresi.
Penanganan depresi juga penting dilakukan untuk mencegah penderita melakukan tindakan bunuh diri.
Perawatan psikologis yang efektif menangani depresi menurut WHO di antaranya adalah terapi perilaku kognitif dan terapi pemecahan masalah, serta konsumsi obat antidepresan.
Selain melakukan perawatan secara medis, dapat juga diatasi dengan menjaga kesehatan fisik, mengelola stres dengan meditasi, terapi pola pikir dan perilaku, serta menjaga hubungan positif dengan orang terdekat untuk mendapatkan dukungan emosional.
(Penulis: Yasmina Shofa)
Komentar (0)
Login to comment on this news