- Home
- Internasional
- Putin Menang Telak Pilpres Rusia, Berapa Suara yang Didapat?
Putin Menang Telak Pilpres Rusia, Berapa Suara yang Didapat?

INFORMASI.COM, Jakarta - Presiden Rusia, Vladimir Putin, kembali maju dalam Pilpres Rusia. Kini, dia meraih suara jauh lebih banyak daripada lawan-lawannya.
Dikutip dari Politico, Senin (18/3/2024), otoritas Rusia menyebut sudah ada 50% suara yang telah dihitung. Pada penghitungan ini, Putin meraih 87,3% suara. Menurut pejabat penyelenggara pemilu setempat, jumlah peserta yang ikut dalam pesta demokrasi itu sebanyak 73,33%.
Perolehan suara Putin lebih banyak daripada ketiga lawannya, yaitu Nikolay Kharitonov, Vladislav Davankov, dan Leonid Slutsky.
Dengan perolehan suara ini, Putin diprediksi akan menjadi presiden Rusia untuk kelima kalinya. Perolehan suara itu juga menjadi yang terbesar dalam lima kemenangannya.
Putin meraih kemenangan pertamanya dalam Pilpres pada 2000. Pada usia 71 tahun, dia akan menjadi pimpinan Rusia terlama yang mengalahkan Joseph Stalin.
Sejatinya, pemilu di Rusia disorot banyak pihak lantaran digelar di tengah perang Rusia-Ukraina. Ditambah lagi, ada kasus kematian lawan utama Putin, Alexei Navalny, pada bulan lalu.
Pilpres itu juga menuai protes di kalangan masyarakat. Politico mengabarkan ada pihak-pihak yang membakar bilik suara atau menuangkan cat ke kotak suara.
Pihak yang berwenang menyebut aksi para penyerang-mayoritas adalah wanita lanjut usia-bertindak atas instruksi luar negeri. Orang-orang yang terlibat kemungkinan menerima hukuman hingga lima tahun penjara.
Kemudian, aksi demonstrasi menentang Putin pun terjadi di dalam dan luar negeri. Oposisi Rusia mengumpulkan pendukungnya untuk melakukan protes "Siang Melawan Putin". Inisiatif ini mendorong masyarakat untuk pergi ke Tempat Pemungutan Suara (TPS) pada pukul 12.00 dan secara bersamaan memilih kandidat mana pun selain Putin.
Istri Navalny, Yulia Navalnaya, bergabung dalam protes di Berlin, Jerman. Yulia berkata menuliskan nama mendiang suaminya di kertas suara.
"Tak mungkin sebulan sebelum Pemilu, saat kampanye, lawan utama Putin yang sudah dipenjara, terbunuh," kata dia.
Dikabarkan bahwa ribuan orang bergabung dalam aksi serupa, seperti kota terkecil di Siberia hingga Moskow dan St. Petersburg.
Pilpres Rusia juga mendapat kritik dari luar negeri. Kementerian Luar Negeri Jerman, misalnya, yang menyebut pilpres di Rusia merupakan pemilu yang semu dan tidak adil. Juru bicara Dewan Keamanan Nasional Gedung Putih juga berkomentar bahwa pilpres itu tidak bebas dan adil mengingat Putin memenjarakan lawan politik dan mencegah orang lain mencalonkan diri.
Komentar (0)
Login to comment on this news