Google Diminta Jual Chrome, Mengapa?

INFORMASI.COM, Jakarta - Jaksa di pengadilan AS meminta hakim agar Google Alphabet menjual perambannya, Chrome. Raksasa teknologi itu juga diminta untuk berbagi data dan hasil pencarian dengan para pesaing bisnis.
Penjualan itu bertujuan untuk mengakhiri monopoli pencarian di internet.
Dikutip dari Channel News Asia, Kamis (22/11/2024), dalam sebuah berkas pengadilan, Departemen Kehakiman AS (DOJ) dan penegak hukum antimonopoli, menilai Google menghambat inovasi dan membatasi masuknya pesaing melalui perjanjian eksklusif.
Perjanjian ini mencakup pembayaran miliaran dolar kepada Apple dan produsen perangkat lain agar mesin pencari Google menjadi pilihan bawaan di ponsel dan tablet.
DOJ mengusulkan larangan perjanjian semacam itu, serta langkah tambahan, seperti melarang Google membeli atau berinvestasi di pesaing teknologi, termasuk di bidang kecerdasan buatan (AI) berbasis kueri.
Kominfo Bidik Google untuk Investasi di Pusat DataChrome dan Android kini menjadi sorotan utama dalam usulan ini. DOJ menilai Google memanfaatkan kedua platform itu untuk mempromosikan mesin pencarinya secara eksklusif, yang merugikan persaingan.
Jika opsi lain tidak berhasil memulihkan kompetisi, DOJ juga menyarankan Google menjual sistem operasi seluler Android.
Larangan untuk mengintegrasikan produk pencarian atau AI ke dalam Android juga termasuk dalam proposal tersebut.
DOJ juga mengusulkan pembentukan komite teknis independen yang akan mengawasi pelaksanaan aturan ini selama satu dekade.
Komite yang beranggotakan lima orang tersebut akan memiliki kewenangan untuk memeriksa kode perangkat lunak, meminta dokumen, serta mewawancarai karyawan Google.
Selain itu, Google diwajibkan untuk membagikan data pengguna dan hasil pencariannya dengan pesaing secara gratis, dengan batasan tertentu untuk menjaga privasi.
Google Menang Gugatan Pengadilan UE untuk Batalkan Denda AntimonopoliLangkah ini bertujuan menurunkan hambatan masuk bagi pesaing, seperti DuckDuckGo, yang menyatakan dukungannya terhadap langkah DOJ.
Induk perusahaan Google, Alphabet, mengecam langkah ini sebagai tindakan "yang menggoyahkan".
Kepala Bagian Hukum Alphabet, Kent Walker, menyatakan, usulan tersebut akan merugikan konsumen, pengembang, dan usaha kecil, serta melemahkan daya saing teknologi Amerika.
Sementara itu, sidang terkait usulan DOJ dijadwalkan berlangsung pada April 2025. Google memiliki waktu hingga Desember untuk memberikan proposal alternatif.
Keputusan akhir diharapkan dapat menentukan masa depan dominasi Google di pasar pencarian internet, dengan potensi perubahan signifikan pada cara pengguna mengakses informasi secara daring.
Komentar (0)
Login to comment on this news