Indonesia Tegas Tolak Transhipment demi Patuh Tarif 19 Persen dari AS

INFORMASI.COM, Jakarta - Menteri Perdagangan Budi Santoso menegaskan Indonesia tak akan membiarkan praktik transhipment demi menjaga komitmen dagang dengan Amerika Serikat, setelah disepakati tarif impor baru sebesar 19 persen untuk produk Indonesia.
Termasuk yang terendah di ASEAN
Tarif resiprokal Trump terhadap barang-barang asal Indonesia termasuk yang terendah di antara negara-negara Asia Tenggara.
- • Kamboja 49 persen;
- • Myanmar 44 persen;
- • Thailand 36 persen;
- • Malaysia 25 persen;
- • Brunei Darussalam 24 persen;
- • Vietnam 20 persen, turun dari 46 persen setelah negosiasi;
- • Indonesia 19 persen, turun dari 32 persen setelah negosiasi;
- • Filipina 17 persen;
- • Singapura 10 persen.
Apa yang terjadi
- • Pemerintah Indonesia menolak penggunaan Indonesia sebagai negara antara (transhipment) untuk produk dari negara lain yang ingin masuk ke pasar AS dengan tarif lebih ringan.
- • Transhipment kerap digunakan oleh negara dengan tarif tinggi untuk menyiasati bea masuk AS melalui negara dengan tarif lebih rendah.
Aturan main
“ Kalau tidak sesuai kesepakatan, nanti bisa berubah lagi. Jadi harus sesuai aturan, sesuai kesepakatan, sesuai perjanjian yang nanti akan disepakati antara kita dengan Amerika. ”
— Budi Santoso, Menteri Perdagangan RI, pada konferensi pers di Kantor Kementerian Perdagangan, Jakarta, Kamis (17/7/2025).
- • Budi menyebut praktik transhipment bisa dikenakan tarif lebih tinggi, seperti di Vietnam yang barang transhipment-nya terkena bea 40%, dibandingkan tarif dasarnya 20%.
Kenapa ini penting
- • Tiga negara dengan tarif terendah di Asia Tenggara, yakni Singapura 10 persen, Filipina 17 persen, dan Indonesia 19 persen, berisiko dimanfaatkan sebagai pintu masuk barang negara lain ke pasar AS.
- • Pemerintah ingin mencegah risiko itu agar kesepakatan tarif dengan AS tetap berlaku dan tak dibatalkan sepihak.
(ANT)