Pemerintah Alihkan Gas Ekspor untuk Atasi Kelangkaan di Jabar dan Sumatera

Pemerintah Alihkan Gas Ekspor untuk Atasi Kelangkaan di Jabar dan Sumatera
Infrastruktur gas bumi. (Foto: Pertamina)

INFORMASI.COM, Jakarta - Pemerintah mengurangi jatah ekspor gas untuk memenuhi kebutuhan domestik, terutama mengatasi kelangkaan pasokan di Jawa Barat dan Sumatera.

Apa yang terjadi

  • Menteri ESDM Bahlil Lahadalia mengatakan sebagian gas yang biasanya diekspor kini dialihkan untuk kebutuhan dalam negeri.
  • SKK Migas mengalihkan 27 BBTUD gas dari West Natuna Gas Supply Group ke PGN lewat mekanisme swap gas multi-pihak.

Kenapa penting

  • Gangguan suplai gas sempat memberatkan industri padat energi seperti keramik, kaca, baja, pupuk, petrokimia, dan oleokimia.
  • Tarif gas bahkan melonjak hingga US$16,77 per MMBTU, jauh di atas harga dalam skema Harga Gas Bumi Tertentu (HGBT) US$6 per MMBTU.

Langkah cepat

  • PGN, ESDM, SKK Migas, dan Pertamina melakukan stabilisasi pasokan sejak 17 Agustus.
  • Tekanan gas di pipa mulai pulih setelah tambahan suplai masuk ke jaringan distribusi.

Apa katanya

Sebagian dari ekspor kita tidak lakukan, kita suplai untuk dalam negeri. Kita sudah dapat alokasinya, sudah clear.

— Bahlil Lahadalia, Menteri ESDM, di Jakarta, Jumat (22/8/2025).

Skema swap ini hanya mungkin terlaksana lewat kerja sama erat antara kontraktor hulu, pembeli gas, dan pemerintah.

— Djoko Siswanto, Kepala SKK Migas.

Penyebab kelangkaan

  • Ledakan di fasilitas Gasline CO₂ Removal Subang, Jabar, awal Agustus jadi pemicu awal krisis.
  • SKK Migas mengingatkan risiko energi makin besar karena migas adalah sumber daya tak terbarukan, dengan risiko eksplorasi “dry hole” masih mencapai 70%.

(ANT)

BAGIKAN
Anda harus login untuk memberikan komentar.