Pramono: Panic Buying Sebabkan Kelangkaan Beras Premium di Jakarta

Pramono: Panic Buying Sebabkan Kelangkaan Beras Premium di Jakarta
Beras Program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) untuk menstabilkan harga pokok tersebut. ANTARA/M.Sahbainy Nasution.

INFORMASI.COM, Jakarta — Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung Wibowo mengungkapkan kelangkaan beras premium di sejumlah minimarket dipicu oleh panic buying dan aksi penimbunan masyarakat.

Fakta Utama:

  • Panic buying: Warga membeli beras berlebihan karena khawatir stok habis.
  • Stok aman: Pemprov DKI menegaskan pangan, termasuk beras, aman hingga akhir Oktober 2025.
  • Ketersediaan beras: Stok mencapai 303.297 ton, jauh di atas kebutuhan (156.745 ton).
  • Pangan lain juga aman: - Daging sapi: stok 40.418 ton (kebutuhan 11.999 ton) - Daging ayam: stok 74.940 ton (kebutuhan 30.176 ton) - Telur ayam: stok 21.478 ton (kebutuhan 19.525 ton) - Cabai merah keriting: stok 10.641 ton (kebutuhan 5.595 ton) - Bawang merah: stok 8.688 ton (kebutuhan 4.677 ton)

Apa kata Gubernur Jakarta:

Ini (kelangkaan beras) memang sedang kita tangani. Kemarin ada panic buying lah, ada orang kemudian menimbun. Saya minta sekarang segera dinormalkan kembali.

— Pramono Anung, Gubernur DKI Jakarta, Rabu (3/9/2025).

Penyebab Kekosongan di Minimarket:

Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan dan Pertanian (KPKP) DKI Jakarta Hasudungan Sidabalok menjelaskan kekosongan stok beras juga disebabkan:

  1. 1.
    Harga gabah naik → pasokan beras berkurang.
  2. 2.
    Kasus beras oplosan → sejumlah distributor menahan penjualan.

Harga gabah di tingkat petani itu juga meningkat. Jadi, memang secara pasokan juga agak berkurang. Kemudian dipicu juga kemarin masalah yang pengoplosan beras. Jadi, masih banyak penjual beras atau distributor beras yang menghentikan kegiatannya.

— kata Hasudungan.

Pemprov DKI memastikan distribusi beras akan berangsur normal dalam waktu dekat.

(ANT)

BAGIKAN
Anda harus login untuk memberikan komentar.