DPR: Kredit Nganggur Perbankan Capai Rp2.300 T, Tambah Rp200 T Bikin Beban

DPR: Kredit Nganggur Perbankan Capai Rp2.300 T, Tambah Rp200 T Bikin Beban
Tangkapan layar, raker Komisi XI dengan OJK, Rabu (17/9/2025). (YouTube: TV Parlemen)

INFORMASI.COM, Jakarta - Komisi XI DPR RI mempertanyakan efektivitas penempatan dana Rp200 triliun ke bank Himbara, mengingat kredit menganggur (undisbursed loan) sudah menembus Rp2.304 triliun per Juni 2025.

Kekhawatiran DPR:

  • Wakil Ketua Komisi XI Dolfie Palit menilai dana tambahan bisa jadi beban tanpa dampak nyata pada penyaluran kredit.
  • Sumber dana dari Saldo Anggaran Lebih (SAL) bersandar pada penerbitan SBN, yang membebani APBN lewat bunga.
  • Pertumbuhan kredit sudah melambat sejak tahun lalu.

Tambah Rp200 (triliun) kita enggak tau nih untuk apa. (Kredit nganggur) Rp2.000 triliun belum bisa dimaksimalkan, masuk lagi Rp200 triliun malah bikin beban.

— Dolfie Palit dalam rapat kerja dengan Otoritas Jasa Keuangan (OJK), di Jakarta, Rabu (17/9/2025).

Angka kunci:

  • Undisbursed loan: Rp2.304 triliun (naik dari Rp2.152 triliun).
  • Pertumbuhan kredit: 7,56% (Agustus 2025, yoy).
  • Pertumbuhan DPK: 8,63% (yoy).
  • LDR: 86,03%.

Pandangan OJK:

  • Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan Dian Ediana Rae menyebut tingginya kredit menganggur justru menandakan optimisme pelaku usaha.
  • Kredit menganggur bukan gagal tersalurkan, melainkan tertunda sesuai kebutuhan debitur.
  • OJK akan terus menganalisis sektor usaha dan berdialog dengan perbankan untuk mendorong realisasi kredit.

Ada dialog juga antara pengawas dengan teman-teman perbankan untuk memastikan loan ini kemudian efektif.

— kata Dian.

Garis besar:

DPR mendesak agar OJK memberi analisis lebih mendalam terkait melambatnya penyaluran kredit, sementara OJK menilai fenomena ini bagian dari strategi dunia usaha yang masih menunggu momentum.

(ANT)

BAGIKAN
Anda harus login untuk memberikan komentar.