BI Dukung Menkeu Purbaya Pindahkan Uang Rp200 T dari BI

INFORMASI.COM, Jakarta - Bank Indonesia (BI) menyatakan dukungan terhadap kebijakan Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa yang menempatkan dana Rp200 triliun di lima bank umum anggota Himbara. Menurut BI, kebijakan memperkuat likuiditas perbankan sekaligus mendukung injeksi yang telah dilakukan bank sentral.
Penempatan Dana Pemerintah
- •Pemerintah menempatkan dana Rp200 triliun ke lima bank:
- •BRI: Rp55 triliun
- •BNI: Rp55 triliun
- •Mandiri: Rp55 triliun
- •BTN: Rp25 triliun
- •BSI: Rp10 triliun
- •
- •Sumber dana berasal dari kas pemerintah di Bank Indonesia.
- •Aturan tercantum dalam KMK No. 276/2025.
- •Skema: deposito on call konvensional/syariah, tanpa lelang, tanpa tenor.
- •Imbal hasil: 80,476% dari BI-Rate.
- •Dana wajib dipakai mendukung sektor riil, tidak boleh untuk pembelian SBN.
“ Kami juga menyambut baik Pak Menteri Keuangan yang memindahkan dana dari Bank Indonesia ke likuiditas perbankan. Pandangan kami, itu memperkuat injeksi likuiditas yang sudah kami lakukan. ”
— Perry Warjiyo, Gubernur BI, konferensi pers hasil RDG BI September 2025, daring dari Jakarta, Rabu (17/9/2025).
Injeksi Likuiditas BI
- •Posisi SRBI turun dari Rp916,97 triliun (awal 2025) menjadi Rp716,62 triliun (15 Sept 2025).
- •Pembelian SBN hingga 16 Sept 2025: Rp217,10 triliun. Termasuk program debt switching: Rp160,07 triliun.
- •Insentif KLM: Rp384 triliun untuk kredit sektor prioritas (hingga minggu I Sept 2025).
“ Bank Indonesia terus melakukan ekspansi likuiditas moneter salah satunya melalui penurunan posisi instrumen moneter SRBI. ”
— Perry Warjiyo mengatakan.
Dukungan pada Paket Ekonomi Pemerintah
- •Pemerintah meluncurkan paket akselerasi ekonomi:
- •8 program tahun 2025.
- •4 program dilanjutkan tahun 2026.
- •5 program untuk penyerapan tenaga kerja.
- •
- •BI menilai program ini memperkuat sektor riil, mendorong permintaan kredit, dan memperbaiki dunia usaha.
“ Kami menyambut baik program-program paket pemerintah yang baru saja diumumkan, termasuk rencana ekspansi kebijakan fiskal, sehingga itu akan mendorong pertumbuhan ekonomi dari sisi sektor riil dan meningkatkan dunia usaha, serta ujungnya akan juga mendorong permintaan kredit. ”
— Perry Warjiyo mengungkapkan.