Pemerintah Bayar Utang Luar Negeri, Cadangan Devisa Mulai Tergerus

INFORMASI.COM, Jakarta - Setelah terus bergerak naik sejak April 2024, cadangan devisa (cadev) Indonesia mulai menurun. Per September 2024, nilainya US$149,9 miliar.
Angka itu turun US$0,3 miliar dibandingkan bulan sebelumnya US$150,2 miliar. Namun jika dibandingkan periode sama 2023, cadev per September 2024 itu naik 11,11% dari US$134,9 miliar.
Menurut Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi Bank Indonesia, Ramdan Denny Prakoso, perkembangan cadangan devisa tersebut antara lain dipengaruhi oleh pembayaran utang luar negeri pemerintah.
"Posisi cadangan devisa pada akhir September 2024 setara dengan pembiayaan 6,6 bulan impor atau 6,4 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah, serta berada di atas standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor," kata Ramdan, Senin (7/10/2024).
Bank Indonesia, kata Ramdan, menilai cadangan devisa tersebut mampu mendukung ketahanan sektor eksternal serta menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan.
Utang Luar Negeri Terbang TinggiRamdan pun menegaskan, Bank Indonesia memandang cadangan devisa tetap memadai sehingga mendukung ketahanan sektor eksternal.
Terlebih, lanjut dia, prospek ekspor tetap positif, neraca transaksi modal dan finansial yang diprakirakan tetap mencatatkan surplus sejalan persepsi positif investor terhadap prospek perekonomian nasional dan imbal hasil investasi yang menarik, mendukung tetap terjaganya ketahanan eksternal.
"Bank Indonesia juga terus memperkuat sinergi dengan Pemerintah dalam memperkuat ketahanan eksternal sehingga dapat menjaga stabilitas perekonomian dalam rangka mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan, ujar Ramdan.
Wih! Pemerintah Rilis Surat Utang dengan Tenor 40 TahunSebelumnya, Ekonom Bank Central Asia (BCA), David Sumual pernah mengatakan, prospek cadev negara relatif stabil. Hal tersebut karena tidak banyak kebutuhan intervensi.
“Seperti pembayaran dividen, pembayaran utang, musim haji, dan liburan,” kata David kepada Fakta.com.
David juga mengungkap pemerintah akan cenderung lebih agresif dalam penerbitan surat utang valas sehingga posisi cadangan devisa relatif stabil ke depan.
Komentar (0)
Login to comment on this news