Purbaya Siapkan Sistem AI Awasi Bea Cukai

Purbaya Siapkan Sistem AI Awasi Bea Cukai
Purbaya Yudhi Sadewa menjawab pertanyaan wartawan di Kantor Kementerian Keuangan, Jakarta, Selasa (21/10/2025). ANTARA/Imamatul Silfia

INFORMASI.COM, Jakarta - Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa berencana mengembangkan sistem berbasis akal imitasi (artificial intelligence/AI) untuk mengawasi jalur kepabeanan dan cukai. Hal itu dilakukan demi meningkatkan efektivitas pengawasan praktik ilegal. Rencana ini diungkapkan usai inspeksi dadakan ke Kantor Pusat Direktorat Jenderal Bea dan Cukai (DJBC).

  • Menkeu menilai sistem pengawasan Bea Cukai saat ini belum optimal, karena belum memungkinkan pemantauan kapal underinvoicing secara daring.
  • Dalam tiga bulan ke depan, Kemenkeu akan mengembangkan sistem AI yang lebih siap diterapkan di Bea Cukai.
  • Pengembangan ini merupakan bagian kelanjutan dari rencana meningkatkan fungsi Lembaga National Single Window (LNSW) menjadi pusat intelijen pengawasan ekspor-impor berbasis teknologi informasi.

Sebenarnya sudah cukup bagus, tapi belum ke level di mana saya bisa secara daring di situ saja memonitor kapal underinvoicing. Belum sampai sana karena AI-nya belum dikembangkan. Dalam tiga bulan ke depan kami akan kembangkan sistem AI yang lebih siap di Bea Cukai.

— Purbaya Yudhi Sadewa, Menteri Keuangan, di Kantor Kemenkeu, Jakarta, Rabu (22/10/2025).

LNSW sebagai Pusat Intelijen

  • LNSW akan berperan sebagai think tank yang memberikan rekomendasi berbasis riset untuk aktivitas perdagangan.
  • Purbaya akan menyiapkan 10 ahli lintas bidang untuk menganalisis potensi kebocoran dalam sistem perdagangan nasional.
  • Penguatan sistem pengawasan akan dilakukan di LNSW, Bea Cukai, dan pajak agar penerimaan negara lebih optimal.

Ini kelanjutannya. Saya akan perkuat semua, LNSW, bea cukai, dan nanti juga pajak. Pada dasarnya, kami akan perkuat sistem penerimaan kita dari ujung ke ujung.

— Menkeu mengutarakan.

Peningkatan Penerimaan Negara

  • Purbaya optimistis integrasi sistem AI dengan data instansi terkait akan meningkatkan efisiensi penerimaan negara dalam beberapa bulan mendatang.
  • Realisasi penerimaan kepabeanan dan cukai hingga 30 September 2025 mencapai Rp221,3 triliun, atau 73,4 persen dari target APBN 2025.

Kalau sampai sistem betul-betul terintegrasi, dalam beberapa bulan ke depan harusnya penerimaan bea cukai akan lebih efisien daripada sekarang.

— Purbaya mengatakan.

Data Penerimaan Bea-Cukai hingga September 2025

Jenis Penerimaan Realisasi (Rp Triliun) Persentase dari Target APBN Keterangan
Penerimaan Cukai 163,3 66,9% Tumbuh 4,6% meski produksi Cukai Hasil Tembakau turun 2,9%
Bea Keluar 21,4 477,8% Naik 74,8% didorong harga CPO, ekspor sawit & konsentrat tembaga
Bea Masuk 36,6 69,2% Turun 4,6% karena penurunan tarif dan pemanfaatan FTA
  • Penerimaan bea keluar melonjak signifikan terutama karena kenaikan harga minyak kelapa sawit (CPO), volume ekspor sawit, dan kebijakan ekspor konsentrat tembaga.
  • Bea masuk mengalami penurunan akibat pengurangan tarif impor pada komoditas pangan dan perjanjian perdagangan bebas (FTA).

Saya menyambut baik perkembangan ini dan optimistis penerimaan negara akan terus meningkat melalui sistem pengawasan yang lebih canggih dan terintegrasi.

— Menkeu menerangkan.

(ANT)

BAGIKAN
Anda harus login untuk memberikan komentar.