INFORMASI.COM, Jakarta - Harga telur ayam di pasar nasional masih terbilang tinggi hingga Rp32 ribu per kilogram di atas harga jual yang disarankan pemerintah yakni Rp30 ribu/kg.
Menurut Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman, kenaikan harga telur bukan gejala inflasi yang perlu dikhawatirkan.
Kenaikan harga telur, kata Amran, merupakan tanda positif dari meningkatnya aktivitas ekonomi peternakan akibat program Makan Bergizi Gratis (MBG).
“ Kita dorong peternak supaya berproduksi, ini kesempatan peternak untuk bangkit, kan banyak peternak merugi sebelumnya kan? Nah ini kesempatan, inilah dampak positif daripada MBG. ”
— Amran Sulaiman, Mentan, seusai penandatanganan SKB Percepatan Pembangunan Gudang Perum Bulog, di Kantor Kemenko Pangan, Jakarta, Selasa (11/11/2025).
Untungkan Peternak
Mentan menjelaskan bahwa kenaikan harga telur mencerminkan pergerakan positif di sektor peternakan. Pasalnya, harga telur telah lama tertekan.
Tiga bulan lalu, kata Amran, harga telur ayam hanya berkisar Rp18.000 per kilogram di peternak, jauh di bawah harga keekonomian peternak.
Menurutnya, lonjakan harga saat ini menjadi momentum pemulihan bagi peternak rakyat yang sebelumnya merugi.
“ Kita sekarang mendorong, karena kan ada MBG, ini kan kenaikannya dampak bagus untuk pergerakan ekonomi. Kan tiga bulan lalu harga telur kan Rp18.000 per kg (di tingkat peternak), iya kan? ”
— Amran mengatakan.
Pemerintah Akan Panggil Perusahaan Besar
Meski kenaikan harga berimbas positif pada peternak, Amran mengatakan Kementerian Pertanian memastikan harga telur tidak akan melampaui batas wajar agar tidak membebani konsumen.
- •Pemerintah akan memanggil perusahaan besar untuk memastikan mekanisme harga berjalan adil.
- •Langkah ini dilakukan agar kenaikan harga tetap memberikan keuntungan bagi peternak, tanpa mengganggu daya beli masyarakat.
- •Mentan menekankan pentingnya keseimbangan antara kepentingan peternak dan konsumen.
Ekosistem Hulu ke Hilir Solusinya
Amran menilai solusi permanen dalam menjaga stabilitas harga ada pada pembangunan ekosistem peternakan ayam dan telur yang terintegrasi dari hulu hingga hilir.
- •Sistem terintegrasi ini mencakup produksi, pakan, dan distribusi yang saling terkoneksi.
- •Kementan juga berkomitmen memastikan pasokan ayam dan telur tersedia untuk mendukung program MBG secara berkelanjutan.
- •Fokus kebijakan diarahkan pada kemandirian pangan nasional dan ketahanan protein hewani.
- •Ekosistem itu kemungkinan akan dilakukan oleh BUMN di tingkat hulu.
Pemerintah kini fokus memperkuat kapasitas produksi melalui penambahan Day Old Chick (DOC) dan Grand Parent Stock guna memastikan ketersediaan ayam dan telur nasional tetap terjaga.
- •Kementerian Pertanian mendorong peternak meningkatkan populasi ayam agar produksi telur meningkat.
- •Upaya ini diharapkan menciptakan kestabilan harga jangka panjang serta memperkuat rantai pasok MBG.
- •Mentan menegaskan kenaikan harga saat ini merupakan dampak baik bagi perputaran ekonomi di lapangan.
“ Sekarang ini perlu saya jelasin, ini ekosistem ini nanti BUMN bergerak di hulu. Jadi mulai grandparent stock, parent stock, final stock. Kemudian semua yang di hilir itu adalah peternakan kecil, ini menjamin pakan untuk peternakan kecil stabil, menjamin juga DOC (day old chick) stabil. ”
— Mentan menerangkan.
Bangun Peternakan Nasional 20 Triliun
Sebagai bagian dari strategi besar mendukung MBG, pemerintah menyiapkan pembangunan peternakan ayam terintegrasi senilai Rp20 triliun yang akan dimulai pada 2026.
- •Proyek ini bertujuan memperkuat ketahanan dan kemandirian pangan nasional.
- •Pembangunan akan difokuskan di wilayah yang masih kekurangan pasokan ayam pedaging dan telur.
- •Pemerintah menargetkan seluruh studi kelayakan (pre-feasibility study) rampung dalam waktu dekat agar proyek bisa dimulai pada Januari 2026.
“ Akan dibangun peternakan ayam pedaging, dan petelur (yang) terintegrasi. Itu ada anggaran khusus Rp20 triliun, kita akan buat di seluruh Indonesia. ”
— Amran berkata di Kantor Pusat Kementerian Pertanian (Kementan), Jakarta, Jumat (7/11).
(ANT)