Siapa Sangka, Minuman Cokelat Bisa Jadi Penangkal Stres yang Menyenangkan

INFORMASI.COM, Jakarta - Makanan berlemak punya dampak buruk bagi kesehatan jangka panjang. Kabar baiknya, dampak buruk makanan berlemak bisa ditawarkan oleh minuman cokelat.
Dikutip dari Science Alert, Jumat (6/12/2024), makanan berlemak jenuh bisa memperburuk sistem kardiovaskular yang bisa mengganggu fungsi arteri tubuh. Ini bisa membuat seseorang menjadi stres. Dibutuhkan penangkal yang tidak akan memperburuk aliran darah saat stres.
Mengapa Banyak Orang Suka Makan Cokelat?Sebuah studi yang dipublikasikan di Jurnal Food and Function pada November 2024 membahas manfaat cokelat sebagai minuman yang kaya antioksidan untuk mengatasi stres akibat makanan berlemak. Dalam sebuah penelitian, ada 23 orang dewasa yang diminta untuk minum cokelat dengan kadar flavanol tinggi dan setengah lainnya minum yang berkadar rendah.
Dosis tinggi flavanol yang digunakan dalam percobaan yaitu 5,5 sendok makan cokelat yang belum diproses. Flavanol merupakan antioksidan yang bisa ditemukan dalam makanan nabati seperti teh, apel, pir, dan beberapa jenis kacang.
Setelah itu, peserta diminta mengerjakan tes matematika untuk menciptakan tekanan yang dapat menyebabkan stres. Hasilnya, peserta yang meminum minuman kakao dengan kadar flavanol tinggi menunjukkan tingkat stres yang lebih rendah, ditandai dengan perubahan aliran darah yang membaik.
Gangguan pada aliran darah berkaitan dengan peningkatan risiko gangguan kardiovaskular di masa mendatang sebesar 9 hingga 13 persen.
"Ini adalah studi pertama yang menunjukkan bahwa cokelat berflavanol tinggi dapat melemahkan penurunan dilatasi aliran brakialis yang dipicu stres setelah mengonsumsi makanan berlemak tinggi," kata pakar fisiologi sekaligus ahli ketua penelitian, Rosalind Baynham.
Psikolog biologis, Jet Veldhuijzen van Zanten, juga merekomendasikan cara ini.
“Bagi mereka yang cenderung mencari camilan saat stres atau makanan instan karena pekerjaan penuh tekanan atau kurangnya waktu, menerapkan cara ini dapat membuat perubahan nyata," kata Van Zanten.
Para peneliti menyebut perlu ada penelitian lanjutan tentang hal ini.
(Penulis: Yasmina Shofa)
Komentar (0)
Login to comment on this news