Densu: Hari Kemerdekaan Harusnya Merah Putih, Bukan Bendera Lain

INFORMASI.COM, Jakarta - Presenter sekaligus mantan Pebasket Nasional, Denny Sumargo, menegaskan bahwa perayaan hari kemerdekaan Indonesia adalah momen seluruh rakyat bersatu di bawah satu simbol: Sang Saka Merah Putih.
Komentar itu dilontarkan merespons isu banyaknya pengibaran bendera topi jerami khas One Piece menjelang 17 Agustus.
“ Standarnya hari kemerdekaan adalah waktu kita sama-sama merayakan kemerdekaan kita dengan bendera yang menjadi simbolis kebanggaan kita. ”
— Denny Sumargo saat peluncuran soundtrack Panji Tengkorak, Kamis (7/8), di Kemang, Jakarta Selatan.
Bendera One Piece Timbulkan Kekeliruan
- •Densu menyebut Merah Putih harus tetap menjadi satu-satunya bendera yang dikibarkan dalam konteks perayaan kemerdekaan.
- •Merah Putih bukan sekadar bendera, tapi simbol kedaulatan, kehormatan, dan identitas bangsa.
- •Menurut Densu, pengibaran bendera lain, seperti bendera One Piece, bisa menimbulkan interpretasi keliru.
- •Ia mengingatkan bahwa persepsi publik global terhadap stabilitas suatu negara bisa dipengaruhi simbol-simbol yang muncul dalam momen kenegaraan.
“ Yang bahayanya itu bisa masuk ke ranah internasional yang kemudian akhirnya negara kita akan mungkin diisukan mengalami gangguan. ”
— Denny mengungkapkan.
Jangan Ditanggapi Berlebihan
- •Densu mengimbau publik tidak berlebihan dalam merespons isu pengibaran bendera One Piece.
- •Ia ingin isu ini tidak mengganggu esensi utama Hari Kemerdekaan: persatuan dan cinta tanah air.
- •Aktor sekaligus pengisi suara karakter Panji Tengkorak itu mengajak semua pihak untuk mengedepankan semangat persatuan, bukan polemik.
- •Ia percaya bahwa makna kemerdekaan akan kuat terasa ketika rakyat Indonesia bersatu di bawah simbol nasionalnya.
“ Menjaga Merah Putih tetap berkibar adalah tanggung jawab kita bersama. ”
— Densu menambahkan.
Awas, Ada Sesuatu
- •Belakangan, muncul sorotan publik terhadap pengibaran bendera Bajak Laut One Piece dalam acara tertentu jelang 17 Agustus.
- •Menurut Densu isu ini menimbulkan kekhawatiran akan munculnya persepsi seolah-olah perayaan kemerdekaan disusupi melalui simbol fiksi.
“ Kalau ada bendera lain kan berarti ada sesuatu dong. ”
— Densu menambahkan lagi.