Pasar Green Hydrogen Global 40 Juta Ton pada 2060, Indonesia Kejar Potensi Ekspor

Pasar Green Hydrogen Global 40 Juta Ton pada 2060, Indonesia Kejar Potensi Ekspor
Foto: Montel Energy

INFORMASI.COM, Jakarta - Pasar green hydrogen global diproyeksikan melonjak dari 2 juta ton pada 2023-2024 menjadi sekitar 40 juta ton pada 2060.

Menurut Wakil Menteri ESDM, Yuliot Tanjung, proyeksi itu membuka peluang besar untuk kebutuhan industri dan transportasi serta potensi ekspor Indonesia.

Green Hydrogen di RI

  • Di Indonesia, green hydrogen bukan hanya untuk konsumsi domestik tapi juga berpotensi jadi ekspor energi baru.
  • Pertamina menggelontorkan investasi awal untuk membuat pilot project di PGE Ulubelu, Tanggamus, Lampung senilai USD 3 juta.
  • Proyek itu direncanakan sampai tahap skala ekonomi dengan dana hingga USD 1 miliar.

Pasar green hydrogen meningkat cukup signifikan, sementara tahun 2060 progresnya sekitar 40 juta ton untuk kebutuhan global.

— Yuliot Tanjung, Wamen ESDM, dalam peletakan batu pertama Green Hydrogen Pilot Project di PGE Ulubelu, Tanggamus, Lampung, Selasa (9/9/2025).  

Eropa Berminat

  • Negara-negara Eropa seperti Jerman, Prancis, dan Italia menunjukkan komitmen kuat terhadap pengembangan rantai pasok hydrogen.
  • Pertamina merencanakan investasi hingga USD 1 miliar.
  • Pilot project saat ini sebesar USD 3 juta, akan direplikasi dalam beberapa tahap hingga efisiensi skala tercapai.
  • Green hydrogen dianggap sebagai masa depan ekspor energi menggantikan minyak fosil.

Ke depan ekspor energi bukan lagi minyak tapi hidrogen untuk memenuhi kebutuhan global.

— Yuliot menambahkan.

Wamen ESDM Yulito Tanjung dalam acara peletakan batu pertama Green Hydrogen Pilot Project di PGE Ulubelu, Selasa (9/9/2025).
Wamen ESDM Yulito Tanjung dalam acara peletakan batu pertama Green Hydrogen Pilot Project di PGE Ulubelu, Selasa (9/9/2025).

Tantangan

  • Produksi green hydrogen masih dilakukan bertahap sehingga skalanya masih terbilang kecil.
  • Regulasi perlu disederhanakan agar investasi dapat berjalan efisien dan skala ekonomis tercapai.

Saat ini green hydrogen pilot projectnya baru 3 juta dollar AS. Nanti implementasinya kita bisa duplikasi tahap produksinya, tahap pertama berapa, tahap kedua berapa, hingga skala ekonomis dan masuk secara keseluruhan.

— Yuliot mengungkapkan. 

Apa Itu Green Hydrogen?

  • Green hydrogen adalah hidrogen yang dihasilkan melalui proses elektrolisis air menggunakan energi terbarukan (seperti solar, angin, hidro), tanpa emisi karbon.
  • Dianggap solusi penting untuk mendekarbonisasi sektor-sektor yang sulit diganti menggunakan teknologi kelistrikan seperti industri berat, transportasi jarak jauh, dan penyimpanan energi.
  • Contohnya Industri berat seperti pabrik baja, semen, pupuk, kimia. Mereka butuh panas di atas 1000°C, listrik biasa tidak cukup efisien.
  • Transportasi jarak jauh: kapal laut, pesawat, truk logistik antarnegara. Kalau pakai baterai, ukurannya bisa sebesar kapal itu sendiri.
  • Penyimpanan energi: listrik dari surya/angin sifatnya fluktuatif (kadang ada, kadang nihil). Hidrogen bisa disimpan lama sebagai “bahan bakar cadangan” yang bisa dipakai kapanpun.

Skala Pasar & Masa Depan

  • Produksi global green hydrogen masih sangat kecil, kurang dari 1 juta ton dari 97 juta ton permintaan total hidrogen pada 2024.
  • Diperkirakan, pasar green hydrogen global akan tumbuh dari USD 8,8 miliar pada 2024 menjadi USD 12 miliar hingga USD 16,6 miliar pada 2025.
  • Diproyeksikan, pasar green hydrogen mencapai hingga USD 60 miliar hingga USD 200 miliar pada 2030.
PGE Ulubelu, Tanggamus, Lampung. Foto: Pertamina Geothermal Energy
PGE Ulubelu, Tanggamus, Lampung. Foto: Pertamina Geothermal Energy
BAGIKAN
Anda harus login untuk memberikan komentar.