Donald Trump Klaim Sukses Hancurkan Iran, Apa Respons Teheran?

INFORMASI, Jakarta - Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, berbangga diri karena serangan terhadap beberapa fasilitas nuklir Iran diklaimnya sukses mengenai titik yang diinginkan. Bahkan, dalam satu unggahan di akun media sosial Truth Social miliknya, Senin (23/6/2025) waktu Indonesia, Trump menyebut serangan itu sebagai penghancuran total atau Obliteration.
Apa Kata Trump?
— JD Vance (@JDVance) June 23, 2025
Jika diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia, perkataan Trump itu kira-kira berbunyi seperti ini:
"Kerusakan yang sangat parah terjadi di semua lokasi nuklir di Iran, seperti yang ditunjukkan oleh citra satelit. Kehancuran adalah istilah yang akurat! Struktur putih yang ditunjukkan tertanam dalam di (bawah) bebatuan, bahkan atapnya jauh di bawah permukaan tanah, dan sepenuhnya terlindung dari api. Kerusakan terbesar terjadi jauh di bawah permukaan tanah. Tepat sasaran!!!"
Bagaimana Paman Sam 'Menghancurkan' Fasilitas Nuklir Iran?
Pada Minggu (22/6) dini hari waktu Iran, militer AS menyerang tiga fasilitas nuklir Iran di wilayah Natanz, Fordow, dan Isfahan.
- • AS menyerang fasilitas nuklir Iran dengan enam bom GBU-57 Massive Ordnance Penetrator (MOP) penembus bunker yang dijatuhkan dari pesawat siluman B-2.
- • Militer AS juga meluncurkan puluhan rudal jelajah dari kapal selam yang tidak terdeteksi keberadaannya ke fasilitas di Natanz dan Isfahan.
- • Kepala Staf Gabungan AS, Jenderal Angkatan Udara Dan Caine, mengatakan lebih dari 125 pesawat AS terlibat dalam misi tersebut.
Amerika Serikat mengklaim serangan tersebut bertujuan untuk membatasi kemampuan Iran mengembangkan senjata nuklir sekaligus memaksa Teheran untuk mengakhiri perang dengan Israel. Presiden Trump juga mengeluarkan ancaman bahwa Iran akan menghadapi konsekuensi lebih serius jika menolak menghentikan perang.
— Donald J. Trump (@realDonaldTrump) June 22, 2025
Meski demikian...
- • Menurut pejabat AS, yang tidak mau disebutkan namanya, kepada Wall Street Journal, Minggu, serangan terhadap Iran akhir pekan lalu merupakan yang pertama dan terakhir dilakukan oleh Washington.
- • Serangan tersebut tidak dimaksudkan Trump untuk "mengganti kekuasaan" di Iran.
- • Media AS, Axios, pun melaporkan Trump telah menghubungi PM Israel, Benjamin Netanyahu, bahwa tujuan berikutnya adalah mengejar kesepakatan damai dengan Iran.
“Amerika sudah menyampaikan dengan jelas bahwa mereka ingin mengakhiri putaran ini. Mereka tidak keberatan jika kami melanjutkan serangan, tapi untuk mereka, sudah cukup,” kata pejabat Israel, yang tidak disebutkan namanya, sebagaimana laporan Axios.
Apa Tindakan Iran Selanjutnya?
Iran mengamini adanya serangan terhadap fasilitas nuklirnya di tiga tempat yang sebelumnya diklaim AS. Bahkan, Iran juga mengakui adanya kerusakan. Namun, hingga saat ini belum ada keterangan resmi dari Pemimpin Tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei, terkait respons negaranya terhadap serangan itu.
Sejumlah analis hubungan internasional memperkirakan Iran akan menggunakan sejumlah opsi untuk merespons, maupun balasan, terhadap serangan AS dan sekutunya, Israel.
- • Sebelum serangan AS, sejumlah pejabat di Iran berembuk mengambil opsi untuk menargetkan setiap tentara dan warga negara AS yang dianggap sebagai target yang sah.
- • Serangan juga bisa dilakukan terhadap pangkalan militer AS yang tersebar di seluruh Timur Tengah, seperti di Suriah, UEA, Kuwait, Qatar, Bahrain, dan Irak.
- • Iran kemungkinan juga mempertimbangkan menggerakkan proksi mereka seperti Hizbullah dan Houthi untuk mengancam kepentingan AS di Kawasan.
- • Sebelumnya, media Iran juga melaporkan bahwa Teheran mengancam menutup Selat Hormuz, pintu utama Teluk Arab, yang bisa mengganggu pasar minyak dunia.
"Sesuai dengan Piagam PBB dan ketentuan-ketentuannya yang memungkinkan tanggapan yang sah untuk membela diri, Iran memiliki semua pilihan untuk mempertahankan kedaulatan, kepentingan, dan rakyatnya," kata Menteri Luar Negeri Iran, Abbas Araghchi, dalam unggahan di akun X miliknya, Minggu.
The United States, a permanent member of the United Nations Security Council, has committed a grave violation of the UN Charter, international law and the NPT by attacking Iran's peaceful nuclear installations.
— Seyed Abbas Araghchi (@araghchi) June 22, 2025
The events this morning are outrageous and will have everlasting…
Selain itu, meski dibombardir AS, juga sebelumnya oleh Israel, Penasihat utama Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei, Ali Shamkhani, menegaskan Iran tidak akan menghentikan pengembangan nuklir.
"Bahkan jika situs nuklir dihancurkan, permainan belum berakhir, material yang diperkaya, (keinginan politik) tetap ada. Dengan (legitimasi pertahanan) yang tepat, inisiatif politik dan operasional sekarang ada di pihak yang bermain cerdas, menghindari serangan membabi buta. Kejutan akan terus berlanjut!" tulis Shamkhani di X. (Axios/WSJ/BBC/DailyTimes)
Even if nuclear sites are destroyed, game isn’t over, enriched materials,#indigenous_knowledge, #political_will remain. With #legitimate_defense right, political and operational initiative is now with the side that plays smart, avoids blind strikes. Surprises will continue!
— علی شمخانی (@alishamkhani_ir) June 22, 2025