Mantan Presiden Korsel Yoon Suk Yeol Kembali Ditahan atas Tuduhan Kudeta Sipil

Mantan Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol (Foto: Office of the President of the Republic of Korea - Yang Seung Hak)
INFORMASI.COM, Jakarta - Mantan Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol kembali ditahan pada Kamis (10/7/2025) setelah pengadilan di Seoul menyetujui permintaan penahanan dari tim jaksa khusus.
Apa yang Terjadi?
- •Pengadilan Distrik Pusat Seoul mengeluarkan surat perintah penahanan terhadap Yoon dengan alasan risiko penghilangan barang bukti.
- •Yoon sebelumnya sempat ditahan selama 52 hari pada awal tahun ini, namun dibebaskan karena alasan teknis.
- •Ia kembali dikurung di Pusat Penahanan Seoul, sekitar 20 km selatan ibu kota.
- •Yoon menghadapi tuduhan serius terkait upaya pemberlakuan darurat militer (martial law) pada akhir tahun lalu, yang mengguncang demokrasi Korea Selatan dan berujung pada pemberhentian dari jabatan/pemakzulan.
- •Tuduhan utama yang dihadapi adalah insurresi (pemberontakan sipil) yang bisa berujung pada hukuman penjara seumur hidup atau bahkan hukuman mati.
Latar Belakang
- •Pada Desember 2024, Yoon secara sepihak memberlakukan darurat militer selama enam jam, tanpa persetujuan penuh kabinet.
- •Langkah tersebut memicu krisis politik dan kemarahan publik, yang kemudian berujung pada pemakzulannya oleh parlemen dan disahkan Mahkamah Konstitusi pada April 2025.
- •Yoon menjadi presiden Korea Selatan pertama yang ditahan saat masih menjabat.
Tuduhan terhadap Yoon Suk Yeol
- •Melanggar hak kabinet, dengan tidak mengikutsertakan beberapa anggota dalam rapat sebelum keputusan darurat militer.
- •Menghalangi keadilan dan menyalahgunakan kekuasaan.
- •Memprovokasi Korea Utara dengan memerintahkan penerbangan drone militer ke wilayah perbatasan, diduga untuk menciptakan dalih pemberlakuan martial law.
Dinamika Politik Korea Selatan saat Ini
- •Presiden baru Lee Jae-myung, yang terpilih pada Juni 2025 lewat pemilu kilat pasca-impeachment Yoon, membentuk tim jaksa khusus untuk mengusut tuntas skandal ini.
- •Tim jaksa kini diperkirakan akan mempercepat penyelidikan atas potensi pelanggaran lainnya.
- •Potensi pelanggaran termasuk apakah Yoon sengaja meningkatkan ketegangan militer dengan Korea Utara demi melanggengkan kekuasaan.
Penahanan ini memperkuat posisi tim jaksa khusus yang dibentuk oleh Presiden Lee Jae-myung, sekaligus menunjukkan komitmen pemerintah baru untuk menegakkan supremasi hukum dan memperkuat demokrasi di tengah bayang-bayang kekuasaan otoriter. (The Guardian/BBC)