Trump Akan Kirim Senjata ke Ukraina, Ancam Rusia dengan Tarif Maksimal

INFORMASI.COM, Jakarta - Pada Senin (14/7/2025), Presiden AS Donald Trump mengumumkan akan mengirim sistem pertahanan udara canggih Patriot ke Ukraina dan mengancam sanksi berat terhadap negara-negara yang tetap membeli minyak Rusia jika Moskow tidak menyepakati perdamaian dalam 50 hari ke depan.
Apa yang Terjadi?
- • Trump mengaku kecewa dengan Presiden Rusia Vladimir Putin, terutama setelah serangkaian serangan udara besar-besaran ke Kyiv.
- • Pengiriman senjata akan dibiayai penuh oleh sekutu-sekutu NATO, bukan oleh pemerintah AS.
- • Beberapa negara Eropa disebut akan menukar sistem Patriot milik mereka untuk mempercepat distribusi ke Ukraina.
- • Trump juga mengeluarkan ultimatum diplomatik: kesepakatan damai dalam 50 hari, atau tarif 100% akan dikenakan atas ekspor Rusia.
- • Ia juga mengancam memberikan sanksi sekunder yang akan menghantam negara-negara pembeli minyak Rusia seperti China dan India.
“ Saya kecewa dengan Presiden Putin karena saya pikir kita sudah mencapai kesepakatan dua bulan lalu, tetapi tampaknya tidak tercapai. Jadi, berdasarkan itu, kita akan menerapkan tarif sekunder jika tidak mencapai kesepakatan dalam 50 hari. Caranya sangat sederhana, dan tarifnya akan mencapai 100%. ”
— Presiden Amerika Serikat, Donald Trump
Mengapa Ini Penting?
- • Ini adalah pergeseran besar dari pendekatan Trump sebelumnya yang menahan bantuan baru dan ingin mengakhiri perang "secara cepat".
- • Sekarang, Trump tak hanya mengirim sistem pertahanan, tapi juga membuka opsi bantuan senjata ofensif, termasuk rudal dan amunisi yang berpotensi menyerang jauh ke dalam wilayah Rusia.
- • Jika sanksi sekunder benar diterapkan, ini akan memperluas cakupan tekanan Barat ke pihak-pihak yang selama ini tetap berdagang dengan Rusia.
Apa Kata Rusia?
- • Wakil Ketua Parlemen Rusia, Konstantin Kosachev menyebut pernyataan Trump sekadar angin lalu.
- • Menurutnya, dalam 50 hari banyak hal bisa berubah.
- • Ia menilai ancaman tersebut tidak akan memengaruhi "mood" para penguasa di Rusia.
Gambaran Besar
- • Trump sedang memainkan strategi tekanan ganda, menggempur Rusia dengan ancaman militer dan ekonomi, sekaligus memaksa sekutu Eropa menanggung biaya perang.
- • Retorikanya terhadap Putin kini semakin keras, terutama setelah serangan udara Rusia yang disebut-sebut sebagai yang paling brutal sejak awal perang.
- • Trump mengklaim beberapa kali hampir mencapai kesepakatan damai, tapi selalu gagal karena Moskow melanjutkan serangan.
- • Di sisi lain, Trump memperingatkan Ukraina untuk tidak merasa "terlalu percaya diri" dengan bantuan ini.
- • Ia menegaskan bahwa bantuan bukanlah cek kosong, dan kesepakatan damai tetap harus diutamakan.
Langkah Trump menandai eskalasi signifikan dalam pendekatan AS terhadap perang Ukraina-Rusia, dengan memadukan tekanan militer, diplomasi, dan ekonomi dalam satu paket kebijakan yang penuh kalkulasi. Ultimatum 50 hari ini berpotensi menjadi titik balik penting, baik menuju deeskalasi maupun babak baru konfrontasi global. (The White House/Reuters/NBC News)