Produsen Otomotif Asia Masih Mengutamakan Pasar AS

Produsen Otomotif Asia Masih Mengutamakan Pasar AS
Produsen otomotif besar masih memprioritaskan pasar AS. (Foto: Pixabay)

INFORMASI.COM, Jakarta - Meskipun diterpa tarif tinggi dari Presiden AS Donald Trump, produsen mobil raksasa Asia tetap menjadikan AS sebagai pasar prioritas. Bagi mereka, slogan "America First" bukan hanya retorika Gedung Putih, tapi juga realitas bisnis.

Apa yang Terjadi?

  • Mengutip Reuters, Selasa (15/7/2025), Toyota dan Hyundai mengandalkan Amerika Utara untuk lebih dari 40 persen pendapatan global, bahkan hingga 60 persen bagi Hyundai.
  • Ketika penjualan EV lesu karena isu jarak tempuh dan pengisian baterai, model hybrid seperti milik Toyota, Hyundai, dan Kia justru naik daun.
  • Meski Trump menaikkan tarif mobil impor, para eksekutif di Jepang dan Korea Selatan mengaku tak akan mundur dari pasar AS.
  • Mazda memilih strategi bertahan dengan melakukan pemangkasan biaya dan peluncuran model baru untuk merespons ketidakpastian akibat kebijakan tarif.

Ini akan jadi adu tahan napas. Produsen dengan struktur biaya dan produk terbaik akan keluar sebagai pemenang.

— Analis Hanwha Investment, Kim Sung-rae

Kenapa Ini Penting?

  • Produsen mobil mapan dengan margin kuat dan lini hybrid solid lebih siap menghadapi tekanan tarif, dan bisa merebut pangsa pasar dari rival seperti Nissan atau Stellantis.
  • Hyundai berencana investasi US$21 miliar di AS, termasuk pembangunan pabrik baja dan peningkatan kapasitas produksi hingga 1,2 juta unit per tahun.
  • Tarif tinggi untuk EV asal China memberi keuntungan kompetitif tambahan bagi produsen Asia di pasar AS. yang tidak mereka nikmati di Asia sendiri, tempat BYD dan rival lokal makin mendominasi.

Perkembangan Berikutnya

  • Tarif ini bisa mempercepat konsolidasi industri otomotif global.
  • Investor mulai berspekulasi, apakah ini akan memaksa Nissan kembali membuka pembicaraan merger dengan Honda, yang sempat kandas.
  • Meski membangun lebih banyak pabrik di AS bisa meredam dampak tarif, tingginya ongkos tenaga kerja tetap jadi tantangan besar.

Dengan andalan model hybrid dan strategi investasi agresif, pemain seperti Toyota dan Hyundai justru melihat peluang untuk memperkuat posisi dan merebut pangsa pasar dari pesaing yang lebih lemah. Namun, ke depan, tantangan biaya dan potensi konsolidasi industri akan tetap membayangi. (Reuters)

BAGIKAN

Popular

DATA
UPDATES