Suriah Memanas: Gencatan Senjata Diumumkan, Serangan Israel Berlanjut

INFORMASI.COM, Jakarta - Pemerintah Suriah dan pemimpin komunitas Druze mengumumkan gencatan senjata baru, pada Rabu (16/7/2025), menyusul bentrokan sengit di Sweida yang memicu intervensi militer Israel dan ancaman pecahnya perang baru di negeri pasca-Assad. Namun, kesepakatan damai itu belum tentu bertahan.
Apa yang Terjadi?
- • Pemerintah Suriah mulai menarik pasukan dari Sweida, kota mayoritas Druze di selatan negara itu, setelah empat hari bentrok dengan milisi Druze lokal.
- • Gencatan senjata diumumkan oleh Kementerian Dalam Negeri dan tokoh spiritual Druze melalui video, tetapi segera dipertanyakan validitasnya.
- • Beberapa jam setelah pengumuman, Israel kembali menggempur ibu kota Damaskus, termasuk markas besar Kementerian Pertahanan Suriah dan area dekat istana presiden.
- • Israel mengklaim serangan itu bertujuan melindungi komunitas Druze, kelompok minoritas yang juga punya populasi besar di Israel dan dikenal loyal terhadap negara Yahudi itu.
“ Kami menolak setiap upaya, baik dari dalam maupun luar, untuk memecah belah bangsa. Druze adalah bagian integral dari Suriah. ”
— Pejabat Presiden Suriah, Ahmed al-Sharaa
Mengapa Ini Penting?
- • Bentrokan ini adalah tantangan paling serius bagi pemerintahan baru Suriah setelah lengsernya Bashar al-Assad Desember lalu.
- • Pemerintahan interim yang didominasi Sunni dituduh gagal melindungi kelompok minoritas, termasuk Druze dan Alawi, yang sebelumnya menjadi basis kekuasaan Assad.
- • Israel, yang selama ini waspada terhadap kekuatan Islamis di perbatasan, kini menunjukkan peningkatan agresivitas, bahkan mengalihkan pasukan dari Gaza ke Dataran Tinggi Golan.
Peta Konflik Baru
- • Pertikaian dimulai dari sengketa lokal antara milisi Druze dan suku Bedouins Arab di Sweida.
- • Pasukan pemerintah turun tangan untuk meredam konflik, namun diduga justru berpihak pada suku Bedouins dan menyerang warga serta milisi Druze.
- • Israel melancarkan serangan udara ke Damaskus dan Sweida, menyebut misinya sebagai upaya perlindungan terhadap komunitas Druze.
- • Beberapa tokoh spiritual Druze menolak gencatan senjata dan menyerukan balas dendam, sementara tokoh lain mendorong dialog dengan pemerintah.
- • Seruan untuk menyerang komunitas Bedouins menyebar luas di media sosial, mendorong gelombang kekerasan dan pembakaran desa-desa.
- • Bentrokan dan serangan balasan memicu gelombang pengungsian dari wilayah-wilayah yang terdampak.
Sidang Darurat Dewan Keamanan PBB
- • Dewan Keamanan PBB menggelar pertemuan darurat pada hari Kamis (17/7/2025) untuk membahas eskalasi kekerasan di Sweida dan dampak serangan udara Israel terhadap situs-situs penting di Damaskus, atas permintaan pemerintah Suriah.
- • Sidang menyoroti kekhawatiran akan ketegangan sektarian antara komunitas Druze dan komunitas Bedouin, intervensi militer Israel di wilayah selatan Suriah, serta pelanggaran HAM yang dilaporkan, seperti eksekusi di luar hukum.
- • Rusia mewakili salah satu pernyataan bahwa "aktor eksternal maupun internal" tidak boleh memanfaatkan situasi rapuh Suriah untuk memicu ketegangan etnis atau keagamaan .
- • PBB, bersama AS, Turki, dan negara-negara Arab, menyerukan penghentian segera kekerasan, perlindungan warga sipil, dan investigasi atas pelanggaran, serta mendesak pemerintahan interim Suriah untuk memperkuat inklusi dan keadilan bagi minoritas.
- • Sidang tersebut diharapkan menghasilkan pernyataan bersama atau resolusi—walaupun PBB sering kali terhambat oleh veto, yang mendorong pemantauan internasional, mediasi tambahan, dan mekanisme pertanggungjawaban hukum terhadap pihak-pihak yang melakukan kekerasan.
“ Selain melanggar kedaulatan dan integritas wilayah Suriah, tindakan Israel melemahkan upaya membangun Suriah baru yang damai dengan dirinya sendiri dan kawasan, serta semakin menggoyahkan stabilitas Suriah di masa yang sensitif ini. ”
— Asisten Sekretaris Jenderal PBB, Khaled Khiari
Konflik di Sweida menjadi ujian besar bagi masa depan Suriah pasca-Assad. Meski gencatan senjata telah diumumkan, kekerasan belum benar-benar mereda, dan dukungan militer Israel terhadap komunitas Druze justru menambah kompleksitas geopolitik di kawasan. (AP/The Guardian/Times of Israel)