Thailand dan Kamboja Sepakat Gencatan Senjata Tanpa Syarat

Thailand dan Kamboja Sepakat Gencatan Senjata Tanpa Syarat
PM Malaysia Anwar Ibrahim (tengah) memediasi pertemuan antara PM Kamboja Hun Manet (kiri) dan PM Sementara Thailand Phumtham Wechayachai (kanan) di Kuala Lumpur, Senin 28 Juli 2025. (Foto: Instagram/@anwaribrahim_my)

INFORMASI.COM, Jakarta – Thailand dan Kamboja sepakat melakukan gencatan senjata segera dan tanpa syarat pada Senin (28/7/2025), untuk meredakan konflik perbatasan yang telah menewaskan puluhan orang dan memicu eksodus ratusan ribu warga dari kedua sisi.

Apa yang Terjadi?

  • Kesepakatan dicapai dalam pertemuan yang dimediasi oleh Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim di Kuala Lumpur.
  • Pertemuan juga menghasilkan rencana pertemuan informal antara pejabat militer senior Thailand dan Kamboja, serta kemungkinan dilanjutkan dengan pertemuan atase pertahanan ASEAN.
  • Perdana Menteri Kamboja Hun Manet menyebut pertemuan ini “sangat baik” dan berharap gencatan ini memberi ruang normalisasi kehidupan warga.
  • Perdana Menteri Sementara Thailand Phumtham Wechayachai menyatakan kesepakatan dicapai dengan itikad baik.

Ini adalah langkah awal yang penting menuju de-eskalasi dan pemulihan perdamaian dan keamanan.

— Perdana Menteri Malaysia, Anwar Ibrahim.

Kenapa Ini Penting?

  • Bentrokan selama lima hari terakhir merupakan yang paling mematikan sejak konflik 2008-2011, dengan 35 orang tewas dan lebih dari 200.000 orang mengungsi.
  • Lokasi konflik merupakan wilayah hutan dan pegunungan yang disengketakan sejak era kolonial Prancis.
  • Gencatan ini membuka peluang normalisasi hubungan bilateral dan mencegah eskalasi lebih lanjut di kawasan.
  • Langkah ini juga krusial bagi stabilitas ASEAN, terutama di tengah meningkatnya tensi nasionalisme dan sentimen anti-migran.

Dukungan Internasional

  • Perdana Menteri Malaysia Anwar menyebut gencatan ini sebagai langkah awal penting untuk mengembalikan perdamaian dan keamanan.
  • Hun Manet menyampaikan terima kasih kepada Anwar, Presiden AS Donald Trump, dan pemerintah China atas bantuan mereka dalam mediasi.
  • Trump sebelumnya menyatakan bahwa kedua negara akan “segera menuntaskan” kesepakatan damai dan menjanjikan peluang perjanjian dagang bilateral jika perdamaian tercapai.
  • Delegasi dari Departemen Luar Negeri AS dan pemerintah China turut hadir dalam pertemuan damai.

Tuduhan Masih Bergaung

  • Kedua pihak saling menuduh melakukan invasi dan serangan artileri ke wilayah lawan, bahkan pada hari-hari menjelang pertemuan damai.
  • Thailand menuduh Kamboja mengerahkan sniper dan menargetkan wilayah sipil.
  • Kamboja menyebut Thailand telah melanggar wilayahnya dengan senjata berat dan pengerahan pasukan besar-besaran.
  • Total korban tewas mencakup 22 warga sipil dan 13 tentara dari kedua belah pihak, dengan Thailand mengembalikan 12 jenazah tentara Kamboja.
  • Thailand juga memperingatkan warganya agar tidak melakukan kekerasan terhadap migran Kamboja di dalam negeri.

Gambaran Lebih Luas

  • Konflik ini menyulut kembali sentimen nasionalisme di kedua negara, dengan perayaan ulang tahun Raja Thailand bahkan dibatalkan akibat situasi genting.
  • Wilayah yang disengketakan menjadi simbol sejarah dan identitas nasional masing-masing, menyulitkan proses mediasi.
  • ASEAN berpeluang memainkan peran penting dalam memastikan gencatan ini berlanjut ke resolusi damai permanen.

Gencatan senjata antara Thailand dan Kamboja merupakan langkah awal krusial menuju perdamaian jangka panjang. Namun, keberhasilan proses ini sangat bergantung pada ketulusan kedua pihak dalam menahan diri, serta efektivitas peran ASEAN dan mediator global dalam menjaga stabilitas kawasan. (The Straits Times)

BAGIKAN
Anda harus login untuk memberikan komentar.