Iran Siapkan Gugatan Internasional atas Israel, Ancam Balasan Lebih Keras Jika Diserang Lagi

INFORMASI.COM, Jakarta – Iran mengonfirmasi bahwa pihaknya hampir menyelesaikan dokumen hukum untuk menggugat Israel atas serangan 12 hari di bulan Juni 2025. Langkah ini dilakukan menyusul peringatan dari Menteri Luar Negeri Iran yang menegaskan bahwa Teheran akan merespons secara “lebih tegas dan tak bisa ditutupi” jika kembali diserang oleh AS atau Israel.
Apa yang Terjadi?
- • Mengutip IRNA, Rabu (30/7/2025), Wakil Menteri Luar Negeri Iran, Kazem Gharibabadi mengatakan pihaknya tengah memfinalisasi dokumen gugatan internasional.
- • Dokumen gugatan disusun oleh komite khusus yang dibentuk di bawah Departemen Hukum Kepresidenan.
- • Laporan-laporan pendukung juga telah dikirimkan ke PBB dan Dewan Keamanan.
- • Ini termasuk dua dokumen utama yang merinci pelanggaran hukum oleh Israel dan AS, terutama terkait jatuhnya korban sipil—termasuk perempuan dan anak-anak.
- • Sebelumnya Menteri Luar Negeri Iran Abbas Araghchi melontarkan peringatan keras terhadap Washington dan Tel Aviv.
- • Ia memperingatkan Iran akan melakukan serangan balasan jika kembali diserang.
“ Dokumentasi hampir rampung dengan kerja sama lembaga terkait. Ini termasuk dua laporan kunci soal pelanggaran hukum internasional oleh Israel dan AS. ”
— Wakil Menteri Luar Negeri Iran, Kazem Gharibabadi.
Kenapa Ini Penting?
- • Gharibabadi menegaskan bahwa meski proses hukum internasional sering dipengaruhi kepentingan politik, hal tersebut tidak boleh menjadi alasan untuk menghentikan langkah hukum Iran.
- • Jika gugatan tidak berhasil sekalipun, proses ini tetap penting sebagai bentuk tuntutan sah dari Iran terhadap agresi militer.
- • Gugatan hukum internasional yang diajukan Iran menjadi langkah diplomatik penting dalam konflik yang selama ini didominasi oleh aksi militer.
- • Peringatan balasan keras dari Iran memperlihatkan bahwa risiko eskalasi militer di Timur Tengah masih tinggi.
- • Ketegangan ini dapat mengganggu upaya non-proliferasi nuklir global dan menambah ketidakstabilan geopolitik di kawasan.
Latar Belakang Konflik
- • Ketegangan meningkat setelah Israel meluncurkan kampanye udara mengejutkan terhadap Iran pada Juni 2025, yang kemudian disusul oleh serangan udara AS ke fasilitas nuklir Iran.
- • Iran membalas dengan serangan misil ke kota-kota Israel dan satu pangkalan AS di Qatar.
- • Presiden AS Donald Trump menyatakan bahwa serangan tersebut telah “menghapus kemampuan nuklir Iran”, namun memperingatkan bahwa AS siap menyerang lagi jika Iran melanjutkan program nuklirnya.
- • Perselisihan utama berkutat pada isu pengayaan uranium. Iran bersikukuh itu adalah hak mutlak, sementara AS menyebutnya sebagai “garis merah.”
- • Menurut Badan Energi Atom Internasional (IAEA), Iran adalah satu-satunya negara non-nuklir yang memperkaya uranium hingga 60 persen, hanya selangkah dari tingkat senjata nuklir, yakni 90 persen.
Iran kini mencoba jalur hukum internasional untuk menuntut pertanggungjawaban atas serangan Israel, sekaligus memperingatkan bahwa mereka tak akan ragu menggunakan kekuatan militer jika kembali diserang. (Islamic Republic News Agency/The Times of Israel)