Trump Ultimatum Putin: Akhiri Perang Ukraina Sebelum 8 Agustus 2025

INFORMASI.COM, Jakarta - Presiden Amerika Serikat Donald Trump memberikan tenggat waktu kepada Moskow hingga 8 Agustus 2025 untuk mengakhiri perang di Ukraina. Langkah ini menjadi bagian dari janji kampanyenya untuk segera menyelesaikan konflik tersebut sejak menjabat awal tahun ini.
Apa yang Terjadi?
- • Dalam pertemuan Dewan Keamanan PBB, diplomat senior AS John Kelley menyampaikan bahwa Trump mendesak Rusia dan Ukraina segera menyepakati gencatan senjata dan perdamaian yang tahan lama.
- • Trump awalnya menghentikan bantuan militer ke Ukraina dan mengkritik Presiden Volodymyr Zelensky, namun kemudian mengubah sikap dan mengancam sanksi keras terhadap Rusia jika kesepakatan damai tidak tercapai.
- • Dalam pernyataan di Oval Office, Trump menyebut invasi Rusia ke Ukraina sebagai tindakan yang “menjijikkan”, dan berjanji akan memberlakukan tarif serta sanksi tambahan jika tidak ada kemajuan dari pihak Moskow dalam 10 hari ke depan.
- • Utusan Khusus AS Steve Witkoff akan melanjutkan perjalanannya ke Rusia usai kunjungan ke Israel untuk mendorong proses negosiasi.
“ Saatnya membuat kesepakatan. Presiden Trump telah menetapkan bahwa ini harus selesai sebelum 8 Agustus. Amerika Serikat siap menerapkan langkah tambahan untuk mengamankan perdamaian. ”
— Diplomat Senior AS di PBB, John Kelley.
Respons dari Ukraina dan Rusia
- • Ukraina menyambut baik sikap tegas Trump. Kepala Staf Presiden Volodymyr Zelensky, Andriy Yermak, menilai tekanan AS sangat diperlukan karena “Putin hanya mengerti bahasa kekuatan”.
- • Presiden Zelensky juga menyerukan perubahan rezim di Rusia, menyusul serangan drone Moskow yang menewaskan 26 warga sipil di Kyiv, termasuk anak-anak.
- • Rusia mengklaim masih bersedia melanjutkan negosiasi di Istanbul, meski pertemuan sebelumnya hanya menghasilkan pertukaran tahanan dan jenazah.
- • Wakil Duta Besar Rusia untuk PBB, Dmitry Polyanskiy, menuding Barat belum sepenuhnya meninggalkan “partai perang” dan hanya menggunakan diplomasi untuk menekan Moskow.
- • Sebaliknya, Ukraina menegaskan pentingnya gencatan senjata penuh, segera, dan tanpa syarat sebagai langkah awal menuju perdamaian yang adil dan berkelanjutan.
“ Jika dunia tidak menargetkan perubahan rezim di Rusia, maka bahkan setelah perang selesai, Moskow tetap akan mencoba mengguncang negara tetangganya. ”
— Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky.
Konteks Lebih Luas
- • Perang Rusia-Ukraina telah berlangsung lebih dari tiga tahun, menewaskan puluhan ribu orang dan memicu krisis energi serta pangan global.
- • Trump berusaha menunjukkan pendekatan negosiasi langsung yang kontras dengan pemerintahan sebelumnya, namun dibayangi skeptisisme atas efektivitas sanksi baru yang diusulkan.
- • Sementara itu, Zelensky memanfaatkan momentum tekanan AS untuk memperkuat dukungan internasional dan menekan Putin agar menghentikan agresinya.
Dengan tenggat 8 Agustus yang semakin dekat, Trump berusaha memaksa tercapainya perdamaian lewat ancaman sanksi baru. Namun, jalan menuju gencatan senjata permanen masih dihadang ketidakpercayaan dan kalkulasi politik dari kedua belah pihak. (Euractiv/The Independent)