China Tetap Beli Minyak Rusia dan Iran Meski Diancam Tarif AS

China Tetap Beli Minyak Rusia dan Iran Meski Diancam Tarif AS
Ilustrasi, kilang minyak. (Foto: Freepik)

INFORMASI.COM, Jakarta - Pemerintah China menegaskan tidak akan berhenti membeli minyak dari Rusia dan Iran, meski Amerika Serikat (AS) mengancam akan mengenakan tarif 100%. Penegasan ini muncul di tengah perundingan dagang yang justru menunjukkan tanda-tanda kemajuan.

Apa yang Terjadi?

  • Pernyataan keras dari China muncul usai negosiasi dagang dua hari di Stockholm. Kementerian Luar Negeri China mengatakan, pembelian energi tetap mengutamakan kepentingan nasional.
  • AS ingin membatasi pendapatan Rusia dan Iran yang digunakan untuk mendanai perang, baik di Ukraina maupun di Timur Tengah, dengan menekan pembeli utama mereka, yaitu China dan India.
  • Menteri Keuangan AS Scott Bessent mengakui kerasnya sikap China. Meski begitu, ia tetap optimistis soal kesepakatan dagang.
  • China juga dilaporkan mengimpor lebih dari 1,3 juta barel minyak Rusia per hari dan tetap menjadi pembeli utama minyak Iran, mencapai 80–90 persen dari total ekspor Iran.

China akan selalu memastikan pasokan energinya dengan cara yang melayani kepentingan nasional kami. Tekanan tidak akan berhasil.

— Pernyataan Kementerian Luar Negeri China.

Mengapa Ini Penting?

  • Penolakan China memperlihatkan posisinya yang makin percaya diri di panggung global, bahkan saat tekanan tarif dari Trump menguat.
  • Menekan China soal minyak bisa menggagalkan peluang tercapainya kesepakatan dagang yang lebih luas.
  • China membeli minyak Rusia dan Iran dengan harga murah, yang penting bagi stabilitas energi dan ekonomi domestiknya.
  • AS ingin menghentikan sumber pendanaan bagi Rusia dan Iran, tapi langkah ini bisa merusak relasi dagangnya sendiri.
  • Penolakan terhadap tuntutan energi bisa jadi bagian dari taktik untuk mendapatkan konsesi lebih dalam negosiasi dagang.

Mereka sangat menjaga kedaulatan. Jadi jika mereka tetap beli, mereka memilih membayar tarif 100 persen. Tapi saya yakin kita menuju kesepakatan.

— Menteri Keuangan AS Scott Bessent.

Konteks Lebih Luas

  • Sikap China yang tetap membeli minyak dari Rusia dan Iran bukan hanya soal ekonomi, tetapi strategi jangka panjang untuk memperkuat solidaritas dengan Moskow dan mengamankan energi murah.
  • China juga menyangsikan keseriusan AS dalam menjalankan ancaman tarif.
  • Hal serupa juga dialami India, yang dikenakan tarif 25 persen untuk barang-barang ekspornya karena alasan serupa, yakni pembelian minyak Rusia.
  • Washington kini menghadapi kenyataan bahwa dua negara terbesar Asia sama-sama tak goyah menghadapi tekanan minyak-for-tariffs.

China menunjukkan bahwa tekanan tarif dari AS tidak akan mengubah arah kebijakan energinya. Meski optimisme dagang tumbuh, isu minyak Rusia dan Iran tetap menjadi batu sandungan besar. (Business Standard/ABC News)

BAGIKAN
Anda harus login untuk memberikan komentar.