Vladimir Putin Yakin Rusia Mampu Bertahan dari Ancaman Sanksi Trump

Vladimir Putin Yakin Rusia Mampu Bertahan dari Ancaman Sanksi Trump
Presiden Rusia Vladimir Putin. (Foto: Pixabay)

INFORMASI.COM, Jakarta – Presiden Rusia Vladimir Putin dilaporkan tetap percaya diri menghadapi ancaman sanksi baru Amerika Serikat di bawah Presiden Donald Trump, bahkan meragukan dampak signifikan terhadap perekonomian Rusia.

Apa yang Terjadi?

  • Beberapa media melaporkan pada Selasa (5/8/2025), bahwa Putin menilai sanksi baru tidak akan banyak memukul Rusia setelah lebih dari tiga tahun menghadapi tekanan ekonomi Barat.
  • Trump memberi tenggat hingga 8 Agustus agar Rusia menyepakati perdamaian di Ukraina. Jika gagal, AS akan memberlakukan tarif sekunder bagi negara-negara yang masih membeli minyak Rusia, seperti India dan China.
  • Meski enggan memprovokasi Trump, Putin tetap memprioritaskan target militer, termasuk menguasai penuh Donetsk, Luhansk, Zaporizhzhia, dan Kherson sebelum negosiasi serius.

Di Balik Layar Kremlin

  • Tiga sumber menyebut Putin yakin Rusia berada di posisi unggul di medan perang.
  • Ada keraguan di internal Kremlin apakah Trump benar-benar akan mengeksekusi ancamannya.
  • Putin disebut masih percaya bisa memperbaiki hubungan dagang dengan AS dan Barat.

Mengapa Ini Penting?

  • Posisi Putin menunjukkan bahwa ancaman ekonomi saja kemungkinan tidak cukup untuk memaksa Rusia menghentikan ofensif di Ukraina.
  • Strategi Trump mengandalkan kombinasi tekanan ekonomi dan diplomasi berisiko gagal jika Kremlin merasa masih unggul.
  • Situasi ini dapat memperpanjang perang, meningkatkan ketegangan perdagangan global, dan mempersulit stabilisasi hubungan AS–Rusia.

Zoom Out

  • Trump mengumumkan pada 29 Juli 2025, bahwa tarif terhadap ekspor Rusia akan diberlakukan dalam 10 hari jika perang tidak dihentikan.
  • Rencana sanksi mencakup larangan impor minyak, gas, dan komoditas lain dari Rusia oleh negara ketiga.
  • Utusan khusus Trump, Steve Witkoff, dijadwalkan ke Moskow pada 6–7 Agustus 2025, hanya beberapa hari sebelum tenggat. Witkoff pernah menuai kritik karena pertemuannya dengan Putin pada April 2025 lalu yang menggunakan penerjemah Kremlin dan mengulang narasi Moskow soal perang.

Putin masih bermain di dua jalur, yakni mempertahankan agresi militer di Ukraina sambil membuka peluang rekonsiliasi dengan AS. Namun, jika Trump benar-benar mengeksekusi sanksi sekunder, kalkulasi Kremlin bisa berubah, atau justru makin mengeras. (The Kyiv Independent/United24)

BAGIKAN
Anda harus login untuk memberikan komentar.