NASA Genjot Proyek Reaktor Nuklir Bulan, Target Meluncur 2030

Sistem tenaga permukaan fisi di Bulan. (Foto: NASA)
INFORMASI.COM, Jakarta – Pejabat sementara Administrator NASA, Sean Duffy, pekan ini akan mengumumkan rencana percepatan pembangunan reaktor nuklir di permukaan Bulan. Ini merupakan langkah besar pertamanya sejak ditunjuk Presiden Donald Trump pada Juli 2025.
Kenapa Ini Penting?
- •Mengutip Politico, Senin (4/8/2025), proyek ini menandai tekad AS untuk memenangkan kompetisi strategis jilid dua, kali ini melawan China dan Rusia di Bulan dan Mars.
- •Reaktor nuklir akan menyediakan energi vital untuk menopang keberadaan manusia di permukaan Bulan.
- •Di bawah Sean Duffy, NASA bergerak lebih cepat dengan tenggat waktu konkret dan agenda eksplisit.
- •Diluncurkan saat NASA menghadapi pemangkasan besar untuk program sains, menunjukkan prioritas baru lembaga tersebut.
- •Reaktor akan mencegah negara lain, seperti China dan Rusia, mendeklarasikan zona eksklusif di Bulan yang membatasi ruang gerak AS.
Gambaran Besar
- •NASA memang telah menjajaki reaktor nuklir Bulan sejak 2022 melalui program Fission Surface Power.
- •Pada 2022 lalu, tiga konsorsium industri, Lockheed Martin, Westinghouse, dan IX, menerima kontrak senilai US$5 juta masing-masing dari Departemen Energi AS untuk mengembangkan desain awal reaktor 40 kW.
- •Sistem ini dirancang untuk bertahan setidaknya 10 tahun dalam lingkungan Bulan yang ekstrem.
- •Kini, di bawah kepemimpinan Duffy, targetnya naik menjadi reaktor 100 kW yang diluncurkan pada 2030, dengan pengajuan proposal industri dimulai dalam 60 hari ke depan.
- •Ini sejalan dengan rencana China mendaratkan astronaut pertama mereka di Bulan di waktu yang sama.
Dorongan Ganti Stasiun Luar Angkasa
- •Selain proyek nuklir, Duffy juga mempercepat misi menggantikan International Space Station (ISS) yang sudah menua.
- •NASA mengubah pola pemberian kontrak agar lebih ramah bagi pengembang swasta.
- •Minimal dua perusahaan akan menerima kontrak dalam waktu enam bulan pasca RFP (Request for Proposal) dirilis.
- •Target stasiun luar angkasa komersial baru siap beroperasi pada 2030.
- •Jika target ini meleset, hanya China yang akan memiliki stasiun luar angkasa berawak permanen.
- •Beberapa perusahaan yang sudah menyatakan minat dalam proyek ini, antara lain Axiom Space, Vast, dan Blue Origin.
Proyek reaktor nuklir di Bulan dan penggantian ISS bukan hanya soal teknologi eksplorasi luar angkasa, melainkan bagian dari strategi global AS untuk mempertahankan keunggulan geopolitik di luar orbit Bumi. Di bawah Trump dan Duffy, NASA kembali menjadi arena adu cepat antar negara adidaya. (Politico/Space)