Kepala Militer Israel Tolak Ekspansi Perang Gaza Netanyahu

Kepala Militer Israel Tolak Ekspansi Perang Gaza Netanyahu
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu bertemu dengan Kepala Staff IDF Letjen. Eyal Zamir dan Menteri Pertahanan Israel Yisrael Katz (Foto: Instagram/@israelipm).

INFORMASI.COM, Jakarta - Ketegangan memuncak dalam pemerintahan Israel setelah Kepala Staf Militer Israel (IDF), Letnan Jenderal Eyal Zamir, secara langsung menentang rencana Perdana Menteri Benjamin Netanyahu untuk memperluas operasi militer ke wilayah Gaza yang belum dikuasai.

Apa yang Terjadi?

  • Dalam pertemuan selama tiga jam pada Selasa (5/8/2025), Letjen Zamir memperingatkan aksi militer lebih lanjut bisa menjebak pasukan Israel di wilayah yang telah ditinggalkan sejak dua dekade lalu.
  • Ia juga mengkhawatirkan keselamatan para sandera yang masih ditahan Hamas.
  • Militer Israel mengklaim telah menguasai sekitar 75 persen wilayah Gaza dalam perang yang sudah berlangsung hampir dua tahun sejak serangan Hamas pada Oktober 2023.
  • Hingga kini IDF menolak penerapan pemerintahan militer, aneksasi wilayah, ataupun pembangunan kembali permukiman Yahudi.

Peningkatan tekanan akibat “pendudukan penuh” akan membuat IDF kewalahan. Kami telah bertempur selama 670 hari dengan pasukan yang kekurangan staf dan pasukan cadangan yang kelelahan.

— Kepala Staf IDF, Letnan Jenderal Eyal Zamir.

Perdebatan Soal Sandera

  • Militer Israel menghindari sejumlah area di Gaza berdasarkan intelijen bahwa lokasi tersebut menjadi tempat para sandera ditahan.
  • Hamas diduga beroperasi di tengah permukiman warga sipil, menyulitkan upaya penyelamatan sandera tanpa risiko korban tambahan.
  • Beberapa sandera yang telah dibebaskan mengaku bahwa penculik mereka mengancam akan membunuh jika tentara Israel mendekat.
  • Dalam pertemuan dengan Kepala Staf Eyal Zamir, Netanyahu menilai militer gagal membebaskan para sandera melalui jalur militer.
  • Sebagian besar pembebasan sandera sejauh ini terjadi lewat negosiasi diplomatik, bukan operasi militer langsung.

Tekanan Internasional dan Krisis Kemanusiaan

  • Komunitas internasional, termasuk PBB, mendesak Israel untuk segera mencapai gencatan senjata di Gaza.
  • Sebagian besar wilayah Gaza telah hancur akibat serangan udara dan darat selama hampir dua tahun konflik.
  • Sekitar 2 juta penduduk telah mengungsi berulang kali sejak perang dimulai pada Oktober 2023.
  • Organisasi bantuan kemanusiaan memperingatkan bahwa warga Gaza berada di ambang kelaparan karena minimnya akses bantuan.
  • PBB menyebut laporan tentang kemungkinan ekspansi militer Israel sebagai sesuatu yang “sangat mengkhawatirkan jika terbukti benar”.

Respons Pemerintah Israel

  • Menteri Pertahanan Israel Katz menegaskan bahwa IDF berhak dan wajib menyampaikan pendapatnya dalam proses pengambilan keputusan.
  • Meski berbeda pendapat, Katz menyatakan militer tetap akan menjalankan keputusan pemerintah hingga semua tujuan perang tercapai.
  • Kantor Perdana Menteri mengonfirmasi adanya pertemuan antara Netanyahu dan Zamir namun menolak memberi komentar lebih lanjut.
  • Netanyahu dijadwalkan bertemu para menteri pada Kamis (7/8/2025) untuk membahas strategi militer berikutnya di Gaza.
  • Seorang pejabat senior Israel menyebut bahwa Netanyahu ingin memperluas operasi militer guna meningkatkan tekanan terhadap Hamas.

Penolakan dari Kepala Militer Israel terhadap rencana ekspansi perang mencerminkan retaknya strategi di pemerintahan Netanyahu. Di tengah tekanan global dan krisis kemanusiaan di Gaza, keputusan lanjutan pemerintah Israel akan sangat menentukan arah perang dan stabilitas politik domestik. (The Times of Israel/Strat News Global)

BAGIKAN
Anda harus login untuk memberikan komentar.