Kilang Minyak dan Pabrik Senjata Rusia Diserang Drone Ukraina

Kilang Minyak dan Pabrik Senjata Rusia Diserang Drone Ukraina
Drone milik militer Ukraina. (Foto: Flickr/69th PAD)

INFORMASI.COM, Jakarta – Ukraina kembali melancarkan serangan drone besar-besaran ke berbagai fasilitas pertahanan dan energi Rusia pada Senin malam, menargetkan pabrik senjata, kilang minyak, dan infrastruktur vital yang memasok kebutuhan militer Moskow, bahkan hingga ribuan kilometer dari garis perbatasan.

Apa yang Terjadi?

  • Salah satu target utama adalah pabrik pembuat instrumen Arzamas di wilayah Nizhny Novgorod, berjarak sekitar 759 km dari perbatasan Ukraina.
  • Pabrik ini memproduksi sistem optik, elektronik, dan navigasi untuk kendaraan militer, pesawat, dan rudal.
  • Kilang minyak Saratov di barat daya Rusia mengalami ledakan dan kebakaran akibat serangan drone pada Minggu (10/8/2025) malam.
  • Militer Ukraina menyebut fasilitas ini sebagai sumber utama pasokan bahan bakar bagi pasukan Rusia di wilayah pendudukan.
  • Kementerian Pertahanan Rusia mengklaim menembak jatuh lebih dari 30 drone di berbagai wilayah, termasuk Krimea yang dianeksasi.
  • Serangan ini memaksa penutupan sementara bandara di Saratov, Volgograd, Kaluga, dan Nizhny Novgorod.

Mengapa Ini Penting?

  • Menunjukkan kemampuan Ukraina menyerang target jauh di dalam wilayah Rusia.
  • Mengganggu rantai pasokan senjata dan bahan bakar militer Rusia.
  • Mengungkap celah dalam sistem pertahanan udara Rusia.
  • Memperluas medan pertempuran ke wilayah yang sebelumnya dianggap aman oleh Moskow.

Gambaran Besar

  • Sejak awal 2024, Ukraina semakin intensif menggunakan drone jarak jauh untuk menyerang fasilitas energi dan industri militer Rusia.
  • Strategi ini bertujuan melemahkan logistik musuh dan mengurangi kemampuan Rusia mempertahankan operasi tempur di garis depan.

Serangan terbaru Ukraina menggarisbawahi pergeseran perang menuju konflik jarak jauh yang mengandalkan teknologi drone, menekan logistik militer Rusia, sekaligus memperluas medan pertempuran jauh melampaui garis depan. (Euronews)

BAGIKAN
Anda harus login untuk memberikan komentar.