Imbas Sanksi Global, Stok Minyak Mengapung Iran Meningkat Drastis

INFORMASI.COM, Jakarta – Stok minyak mentah Iran yang disimpan mengapung di laut melonjak tajam sepanjang tahun ini, menandakan tekanan yang semakin besar akibat sanksi ketat dan menyusutnya pasar ekspor minyak negara tersebut.
Apa yang Terjadi?
- •Mengutip Iran News Update, Senin (11/8/2025), data satelit terbaru mengungkapkan bahwa cadangan minyak Iran yang ditampung di kapal tanker mencapai angka yang mengkhawatirkan.
- •Menurut analisis dari perusahaan data komoditas Kpler, volume minyak mentah Iran yang mengapung di laut meningkat drastis dari 5 juta barel pada Januari 2025 menjadi sekitar 35 juta barel pada Juli 2025.
- •Kpler bahkan memperkirakan total stok minyak mengapung kini mencapai 40 juta barel, terutama tersebar di wilayah Asia Tenggara dan pesisir China.
- •Temuan stok tak terjual ini dibantah oleh Menteri Minyak Iran, Mohsen Paknejad.
“ Secara fundamental kami tidak memiliki minyak yang tidak bisa kami jual. ”
— Menteri Minyak Iran, Mohsen Paknejad.
Rute Perdagangan Rahasia Terkuak Lewat Satelit
- •Kpler memanfaatkan perbandingan volume minyak yang keluar dari terminal ekspor Iran dengan volume yang dibongkar di pelabuhan China, yang merupakan tujuan utama minyak Iran.
- •Citra satelit menunjukkan banyak minyak ini dipindahkan secara diam-diam di tengah laut, terutama di perairan sekitar Malaysia, guna menyamarkan asal muasalnya sebelum tiba di China.
- •Data resmi perdagangan China tidak mencatat impor minyak dari Iran, namun statistik ekspor Malaysia ke China menunjukkan ketidaksesuaian yang mencurigakan.
- •Malaysia melaporkan mengekspor sekitar 1,4 juta barel per hari ke China sepanjang 2024, padahal produksi domestiknya hanya sekitar 500 ribu barel per hari.
- •Perbedaan ini diyakini karena minyak Iran yang dipindahkan secara tidak resmi di lepas pantai Malaysia sebelum dikirim ke pelabuhan Dongying dan lokasi lain di China.
Sanksi Makin Ditegakkan, Pembeli Semakin Menarik Diri
- •Para analis menyimpulkan bahwa kenaikan stok minyak mengapung ini adalah akibat turunnya permintaan dari pembeli minyak Iran yang tersisa.
- •Banyak pembeli sudah menimbun stok minyak di fasilitas darat mereka sebagai antisipasi pengetatan sanksi oleh AS dan sekutunya.
- •Akibatnya, kapasitas penyimpanan darat kini penuh dan tak bisa lagi menampung minyak baru.
- •Pada Juni 2025, beberapa kilang kecil China yang dikenal sebagai “teapot refiners” sempat meningkatkan impor sebelum pengetatan pengawasan berlaku.
- •Kini kapasitas teapot refiners telah penuh, sehingga Iran terpaksa menyimpan kelebihan minyak di laut dan menawarkan diskon besar untuk mengurangi volume yang belum terjual.
Tanggapan Malaysia dan Internasional
- •Pada Mei 2025, Kementerian Investasi, Perdagangan, dan Industri Malaysia mengumumkan rencana memperketat pengawasan terhadap sertifikat asal palsu dan praktik transshipment ilegal.
- •Namun, keterbatasan hukum membuat Malaysia sulit menghentikan aktivitas ini di Zona Ekonomi Eksklusifnya, ditambah ada keraguan soal komitmen politik.
- •Beberapa negara lain, seperti Denmark, mengambil langkah lebih tegas dengan memanfaatkan pelanggaran kesehatan, keselamatan, dan asuransi untuk membatasi aktivitas “dark fleet".
- •Konsentrasi kapal tanker tua, kurang perawatan, dan tidak diasuransikan yang memuat minyak Iran di lepas pantai Malaysia juga menjadi ancaman lingkungan yang berpotensi memicu intervensi lebih lanjut.
Peningkatan signifikan stok minyak mengapung Iran menandai tantangan besar bagi rezim Teheran: meski memakai berbagai trik untuk menghindari sanksi, menyusutnya pembeli dan pengetatan penegakan memaksa mereka menggunakan solusi penyimpanan berisiko dan mahal yang semakin menggerogoti ekonomi yang sudah tertekan. (Iran News Update)