Prancis, Jerman dan Inggris Siap Aktifkan ‘Snapback’ Jika Iran Tolak Negosiasi Nuklir

INFORMASI.COM, Jakarta – Prancis, Jerman, dan Inggris atau dikenal sebagai E3, menyatakan siap mengaktifkan mekanisme “snapback” di bawah kesepakatan nuklir 2015 untuk kembali memberlakukan sanksi internasional terhadap Iran, kecuali Teheran bersedia melanjutkan pembicaraan dengan Amerika Serikat dan kekuatan global lainnya sebelum akhir Agustus 2025.
Apa yang Terjadi?
- •Prancis, Jerman, dan Inggris mengirimkan surat kepada Sekretaris Jenderal PBB António Guterres dan Dewan Keamanan pada Selasa (12/8/2025).
- •Surat ditandatangani Menteri Luar Negeri Prancis Jean-Noël Barrot, Menteri Luar Negeri Jerman Johann Wadephul, dan Menlu Inggris David Lammy.
- •Tiga negara tersebut memperingatkan bahwa jika Iran tidak menyetujui negosiasi atau perpanjangan tenggat waktu, mereka siap memicu kembalinya sanksi.
- •Mekanisme “snapback” memungkinkan negara penandatangan Resolusi DK PBB 2231 untuk mengembalikan sanksi jika Iran dinilai melanggar kesepakatan nuklir.
“ Kami telah menjelaskan bahwa jika Iran tidak bersedia mencapai solusi diplomatik sebelum akhir Agustus 2025, atau tidak memanfaatkan kesempatan perpanjangan, E3 siap untuk memicu mekanisme snapback. ”
— Pernyataan bersama Prancis, Jerman, dan Inggris.
Apa Itu Snapback?
- •Mekanisme yang memungkinkan pemberlakuan kembali sanksi internasional terhadap suatu negara secara otomatis jika negara tersebut dianggap melanggar perjanjian internasional, khususnya perjanjian nuklir.
- •Diatur dalam Resolusi DK PBB 2231 yang mengesahkan Joint Comprehensive Plan of Action (JCPOA).
- •Dapat diaktifkan oleh negara penandatangan kesepakatan tanpa perlu persetujuan mayoritas anggota Dewan Keamanan PBB.
- •Sanksi mencakup embargo senjata, larangan transfer teknologi sensitif, pembatasan perdagangan terkait rudal dan nuklir, serta pembekuan aset dan larangan perjalanan bagi individu tertentu.
Perpanjangan untuk Kesempatan Negosiasi
- •Mengutip Iran International, Rabu (13/8/2025), dalam pertemuan di Turki bulan lalu, Prancis, Jerman dan Inggris menawarkan perpanjangan tenggat hingga September.
- •Perpanjangan tenggat ini diberikan dengan syarat jika Iran kembali berdiskusi dengan Washington dan memulihkan kerja sama dengan Badan Energi Atom Internasional (IAEA).
- •Menlu Iran Abbas Araghchi menyebut Eropa tidak memiliki landasan hukum atau moral untuk memicu snapback dan mengancam akan menyingkirkan mereka dari pembicaraan nuklir di masa depan.
Iran Bersiap Hadapi Sanksi
- •Kementerian Intelijen Iran telah mengeluarkan panduan rahasia bagi kementerian dan perusahaan besar untuk bersiap menghadapi kembalinya sanksi PBB.
- •Pemerintah juga memperingatkan risiko “fluktuasi mata uang yang parah, berkurangnya daya beli, meningkatnya pengangguran, PHK, dan ketidakpuasan sosial” jika sanksi diberlakukan kembali.
- •Perusahaan diminta mencari pemasok alternatif dari negara seperti China, Rusia, dan Irak, serta mewaspadai ancaman siber terhadap infrastruktur ekonomi.
Ultimatum E3 menempatkan Iran di persimpangan krusial antara melanjutkan diplomasi atau menghadapi gelombang baru sanksi internasional yang berpotensi mengguncang stabilitas ekonominya. Dengan waktu yang semakin sempit, keputusan Teheran akan menentukan arah hubungan internasional dan masa depan kesepakatan nuklir 2015. (Iran International/MEHR News Agency)